Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal Dimulai, Investor Asing Siap Ramaikan Pasar Obligasi

Penurunan imbal hasil obligasi di pasar sekunder menjadi indikator pasar obligasi di dalam negeri kembali diirik investor asing. Perkembangan kondisi kenormalan baru disebut masih menjadi perhatian para investor.
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing dinilai mulai kembali melirik pasar obligasi Indonesia setelah sempat keluar akibat pandemi virus corona. Sentimen kondisi kenormaan baru (new normal) diharapkan dapat menjadi katalis positif untuk pendorong pemulihan lebih lanjut pasar obligasi.

Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie menuturkan, pasar obligasi Indonesia saat ini mulai kembali dilirik oleh investor. Salah satu faktor pendorong hal ini adalah tren penurunan tingkat imbal hasil (yield) obligasi di pasar sekunder

Data dari laman resmi www.worldgovernmentbonds.com mencatat, imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun berada di level 7,095 persen. Posisi imbal hasil surat utang Indonesia tenor 10 tahun terus mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Tercatat, imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun masih berada di level 8,016 persen satu bulan lalu. 

Selain itu, ia juga melihat investor asing juga telah perlahan-lahan kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai net transaksi pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

“Investor asing juga akan mulai masuk di pasar primer dan tren ini kemungkinan dapat berlanjut dengan adanya kondisi normal baru yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/6/2020).

Menurut Roby, masuknya investor asing dapat menjadi sinyal positif bagi pemulihan pasar obligasi Indonesia dan juga pasar keuangan secara umum. Namun, ia mengatakan, perkembangan kondisi new normal masih akan terus dipantau oleh para investor baik dari sisi rencana kebijakan maupun implementasinya.

Sementara itu, Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan, kembalinya investor asing ke pasar obligasi Indonesia dapat dilihat dari dua sisi. Secara domestik, kondisi fundamental ekonomi domestik terbilang baik. Hal ini terlihat dari nilai Rupiah yang stabil serta inflasi yang terjaga.

Sementara itu, dari perspektif global masuknya investor asing didukung oleh banjir stimulus fiskal pemerintah global dan sikap dovish di hampir seluruh bank sentral dunia. Hal ini, katanya, akan mendorong investor mencari negara-negara dengan tingkat imbal hasil dan peringkat utang yang baik

“Sentimen ini juga ditambah dengan terjadinya pelonggaran lockdown di berbagai negara serta PMI beberapa negara industri utama yang  mulai bergerak naik,” jelasnya.

Ia melanjutkan, jika perekonomian indonesia dapat bertumbuh secara stabil dan pemerintah mampu meminimalisir pandemi virus corona, investor asing masih akan masuk ke pasar Indonesia dalam jangka panjang.

Fikri menerangkan spread imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia dan yield obligasi AS ataupun surat utang negara lain masih cukup besar. Hal ini membuat daya tarik obligasi Indonesia semakin tinggi.

Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa pembukaan kegiatan ekonomi kembali dalam bentuk new normal tidak dapat sepenuhnya menjadi andalan. Menurutnya, masih ada kekhawatiran di tengah masyarakat sehingga perilaku ekonomi, terutama konsumsi dan investasi, belum sepenuhnya pulih.

“Pemerintah perlu memulihkan perilaku ekonomi ini ditengah kondisi baru tersebut sehingga meningkatkan keyakinan investor asing,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper