Bisnis.com, JAKARTA - Entitas bisnis tambang dan energi Sinar Mas Grup, PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA), menyatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan pendapatan dan laba perseroan kurang dari 25 persen.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen DSSA menyebutkan kelangsungan usaha perseroan terganggu oleh Covid-19. Pembatasan kegiatan terutama terjadi di kantor pusat DSSA, antara 1 - 3 bulan.
Dari sisi kinerja, pendapatan dan laba perusahaan diperkirakan turun kurang dari 25 persen, khususnya pada periode April 2020. Namun, pandemi tidak berdampak terhadap pemenuhan kewajiban jangka pendek
"Total karyawan 2.525 orang, dan tidak ada PHK," papar manajemen DSSA, Rabu (20/5/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Perusaahaan Dian Swastika Sentosa Susan Chandra menyampaikan pada tanggal 18 Mei 2020, perusahaan melakukan pembelian atau penambahan saham Stanmore Coal Limited, yang merupakan entitas anak perseroan.
Golden Energy dan Resources Limited (GEAR), anak usaha DSSA, melalui entitasnya Golden Investments (Australia) Pte. Ltd. atau GI, telah melakukan penambahan saham di Stanmore sebanyak 6.048.027 saham.
Baca Juga
Harga pelaksanaan 0,1 dolar Australia per saham. Dengan demikian, total transaksi mencapai 604.802,7 dolar Australia, atau setara dengan Rp5,85 miliar.
"Kepemilikan GI di Stanmore saat ini menjadi 75,33 persen," imbuhnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (19/5/2020).
Stanmore adalah sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang tercatat di Bursa Efek Australia. Menurut Susan, transaksi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada laporan keuangan konsolidasian perusahaan.
GEAR yang melantai di Bursa Singapura (SGX), 86,87 persen sahamnya dikuasai oleh DSSA. Adapun, GEAR dan DSSA memegang mayoritas saham emiten tambang batu bara Sinarmas yang beroperasi di Indonesia, yakni PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS).
Pada bulan lalu, perseroan juga meningkatkan modal di entitas anak PT DSSP Power Mas Utama.
DSSA sebelumnya menaruh modal sebesar Rp1,77 triliun lalu naik 65,12 persen menjadi Rp2,93 triliun. Dengan kata lain tambahan untuk DSSP Power Mas Utama mencapai Rp1,15 triliun sehingga saham yang dimiliki DSSA mencapai 2,9 juta lembat saham.
“Peningkatan modal tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan,” katanya dikutip pada Selasa (28/4).
Dalam catatan Bisnis, PT DSSP Power Mas Utama didirikan pada 2014 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, pembangunan, industri, dan jasa.
Adapun modal dasar PT DSSP Power Mas Utama adalah sebesar Rp1 triliun yang terbagi atas 1 juta lembar saham. Sementara modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp370,7 miliar yang terbagi atas 370.700 lembar saham.