Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cari Dana Segar, PTPP Fokus Divestasi Anak Usaha

PTPP akan melepas kepemilikan sahamnya di tiga perusahaan patungan, mulai dari pengelola pelabuhan hingga pengelola jalan tol.
Suasana bongkar muat kapal kontainer di Terminal Multiguna Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, Kamis (27/12). Pelabuhan ini dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan yang 25 persen sahamnya dimiliki PT PP (Persero) Tbk./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat kapal kontainer di Terminal Multiguna Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, Kamis (27/12). Pelabuhan ini dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan yang 25 persen sahamnya dimiliki PT PP (Persero) Tbk./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP menjadikan upaya divestasi kepemilikan di tiga perusahaan infrastruktur sebagai panasea dalam menjaga likuiditas keuangan perseroan di tengah pandemi Covid-19.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto mengatakan rencana divestasi diharapkan bisa tuntas pada tahun ini. Bila terealisasi, hasil pelepasan saham atau aset di tiga perusahaan patungan akan memberikan berkontribusi cukup besar untuk mengimbangi beban bunga.

Agus mengungkapkan, perseroan mengalami kenaikan beban bunga seiring dengan selesainya sejumlah proyek yang dibiayai oleh pinjaman investasi. Untuk mengimbangi hal itu, perseroan akan berupaya mempercepat divestasi sejumlah aset.

“Banyak proyek-proyek kami yang prosesnya dulu kan investasi dan saat ini sudah top up semua. Strategi kami saat ini harus cepat untuk investasinya, pokoknya kami targetkan sekitar Rp1,3 triliun dari divestasi,” jelasnya kepada Bisnis, awal pekan ini.

Agus menjelaskan perseroan masih optimistis dapat merealisasikan tiga rencana divestasi pada tahun ini. Divestasi kepemilikan 25 persen saham di PT Prima Multi Terminal (PMT) diperkirakan akan menjadi yang pertama kali terealisasi.

“Divestasi itu, dari tiga objek itu yang sudah on track adalah PMT, itu sudah clear. Kami tinggal lakukan berkas legal formalnya, karena jualannya ke pemegang saham majority jadi lebih gampang,” katanya.

Dia menambahkan persoalan valuasi yang sebelumnya menjadi batu sandungan proses divestasi kini sudah selesai. Valuasi kini sudah didasarkan pada hasil feasibility study baru. Proses divestasi PMT kini tinggal menunggu keputusan PT Pelindo I (Persero) sebagai calon pembeli.

Di luar PMT, emiten berkode saham PTPP ini juga berencana mendivestasikan sahamnya di dua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yakni PT Jasamarga Pandaan Malang, dan PT Jasamarga Kualanamu Tol. Namun, proses divestasi keduanya diperkirakan akan lebih panjang dari PMT.

Agus menjelaskan untuk mendivestasi 25 persen kepemilikan di Jasamarga Pandaan Malang, perseroan masih melakukan pemilihan bersama pihak advisor. Perseroan memiliki 35 persen saham di perusahan pengelola jalan Tol Pandaan-Malang tersebut.

Sementara itu, untuk PT Jasamarga Kualanamu Tol, perseroan masih berupaya mencapai kesepakatan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dalam melakukan divestasi. Perseroan masih berupaya membujuk Waskita Karya untuk sama-sama menjual kepemilikannya di perusahaan tersebut.

PT PP tercatat memiliki 15 persen di perusahaan pengelola Tol Medan–Kualanamu–Tebingtinggi tersebut. Menurutnya, investor tertarik untuk membeli lebih dari 25 persen saham di perusahaan itu. Dengan demikian, keputusan Waskita Karya yang sama-sama menggenggam 15 persen saham di perusahaan itu sangat dibutuhkan oleh PT PP.

Agus menerangkan, di tengah proses pelepasan aset ini, perseroan juga terus berupaya memperkuat portofolio investasi di sektor jalan tol. Dia prakarsa dan tender tol baru terus berjalan meski harus tersendat oleh pandemi Covid-19.

“Jadi ada beberapa ruas tol di baru di Jakarta, proses pemrakarsa juga tetap jalan proses-prosesnya, termasuk bagaimana kita menggandeng mitra dari luar. Cuma, waktunya mengalami delay,” ujarnya.

Sebelumnya, Agus juga menyatakan bahwa dampak dari virus corona mulai menekan arus kas perseroan. Menurutnya, dengan lambatnya pengerjaan proyek arus kas penerimaan dari hasil produksi juga telah menurun hingga sekitar 50—60 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper