Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Laba Sampoerna Agro (SGRO) Anjlok hingga 88 Persen

Sebagian aset pajak tangguhan dibebankan ke laba rugi menyebabkan penurunan laba bersih pada kuartal I/2020.
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. turun 88,20 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. Faktor pajak menjadi penyebab utama penurunan laba tersebut. 

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, emiten berkode saham SGRO itu mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp423 juta pada kuartal I/2020. Jumlah itu turun 88,20 persen dibandingkan dengan Rp3,58 miliar periode yang sama tahun lalu.

Head Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan pada tkuartal I/2020 perseroan mulai menerapkan kebijakan pemerintah untuk menurunkan pajak korporasi menjadi sebesar 22 persen. Menurutnya dalam proses penyesuaian tersebut, sebagian aset pajak tangguhan dibebankan ke laba rugi yang menyebabkan penurunan laba bersih pada kuartal I/2020.

“Jika dampak penyesuaian tarif pajak tersebut tidak diperhitungkan pada laba rugi, maka laba bersih Perseroan akan menjadi sebesar Rp22,27 miliar atau naik 521 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019,” katanya kepada Bisnis, Kamis (7/5/2020).

Dari sisi pendapatan, total penjualan SGRO menyentuh Rp903,87 miliar. Pencapaian itu naik 19,36 persen dibandingkan dengan Rp757,25 miliar periode yang sama tahun lalu.

Secara detail, produk kelapa sawit sebagai kontributor utama penjualan perseroan menyumbangkan Rp875,55 miliar sepanjang Januari 2020—Maret 2020. Realisasi itu naik 19,14 persen dari Rp734,91 miliar pada kuartal I/2019.

Michael Kesuma mengatakan harga jual CPO naik 37 persen dibandingkan kuartal I/2019 atau menjadi Rp9.109 per kg. Hal itu membuat kontribusi segmen CPO naik 17 persen menjadi Rp113,18 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

“Harga pasar minyak sawit pada kuartal I/2020 masih berada di rata-rata 2.670 ringgit per ton, atau 7 persen lebih tinggi dari kuartal IV/2019 dan 33 persen lebih tinggi dari kuartal I/2020. Kondisi pasar yang bersahabat turut mendukung [kenaikan harga jual rata-rata],” katanya.

Di samping itu, SGRO mencatatkan produksi CPO 81.791 ton naik 6 persen dibandingkan kuartal I/2018 77.281 ton. Produksi inti sawit mencapai 18.018 ton turun 1 persen dari posisi 18.291 ton.

Kebun inti SGRO menghasilkan tandan buah segar 238.276 ton naik 8 persen dari posisi 221.588 ton. Adapun kebun eksternal menyumbang 129.905 ton turun 3 persen dari posisi 133.542 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper