Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar dinilai mulai kembali melirik ke pasar obligasi dalam negeri sejalan dengan imbal hasil atau yield yang masih atraktif.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini tercatat menghasilkan total penawaran masuk sebesar Rp44,39 triliun. Adapun, total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan mencapai Rp16,62 triliun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menerangkan bahwa total tawaran masuk pada lelang hari ini melampaui prediksi sebelumnya pada rentang Rp35 triliun—Rp40 triliun.
Meski begitu, dilihat dari total nilai lelang yang dimenangkan, angka Rp16,62 triliun dinilai masih cukup rendah. Pasalnya jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan target indikatif Rp20 triliun—Rp40 triliun.
“Jadi ini bargaining saja, lelang ini tidak terlepas dari secondary market, yang selama 2—3 minggu terakhir cukup stabil. Terbukti yield kita yang sempat 8,3 persen sekarang di 7,8 persen—7,9 persen. Ini menunjukkan bahwa investor mulai melihat pasar kita lagi karena yield kita yang menarik,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).
Ramdhan menyatakan bahwa peningkatan total nilai penawaran meningkat karena dipicu oleh stimulus yang fiskal dan moneter yang dirilis pemerintah dan Bank Indonesia.
Menurut Ramdhan sejauh ini pelaku pasar cenderung berhati-hati kendati berbagai bauran kebijakan dari pemerintah dan bank sentral memberikan kenyamanan ekstra. Dia menekankan, pertimbangan utama bagi pelaku pasar saat ini tidak berubah, yaitu perkembangan pandemi virus corona (Covid-19).
Dia mengatakan bahwa kekhawatiran terhadap dampak Covid-19 juga kian tinggi setelah berbagai proyeksi dari sejumlah lembaga menunjukkan potensi penurunan ekonomi Indonesia. Hal ini terefleksikan dalam pergerakan yield dan harga obligasi di pasar domestik.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa dari hasil lelang hari ini, pandangan investor terhadap pasar obligasi Indonesia cukup baik. Dia memperkirakan, hal ini akan membuat pasar obligasi pulih lebih cepat.
Komposisi kepemilikan asing di pasar obligasi diperkirakan akan lebih mudah kembali ke kisaran 40 persen seperti dalam kondisi normal. Saat ini, komposisi kepemilikan asing di pasar obligasi mencapai kisaran 32 persen hingga 33 persen.
Ramdhan memperkirakan dalam lelang selanjutnya, nilai penawaran diperkirakan masih akan tinggi di kisaran kisaran Rp40 triliun—Rp50 triliun. Adapun, tren yield obligasi diperkirakan masih akan tinggi.
“Permintaannya semakin baik maka yield bisa mengecil. Saat ini yield kita kan sekitar 7,7 persen—7,8 persen memang kondisi kalau stabil akan menuju ke 7,5 persen dalam jangka menengah 2-3 bulan,” jelasnya.