Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diprediksi Kembali Melemah, Ini Alasannya

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak di rentang 15.320-Rp15.570 per dolar AS
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (22/4/2020).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan ini disusul oleh situasi tersungkurnya mata uang garuda yang turun tipis 55 poin pada penutupan perdagangan Selasa (21/4/2020) ke level Rp15.467.

"Rupiah kemungkinan masih akan bergolak walaupun dibuka melemah tetapi ditutup kemungkinan menguat. Range Rp15.320-Rp15.570," tulisnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Rabu (22/4/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, sejak awal perdagangan Selasa (21/4/2020) lalu nilai tukar rupiah sudah loyo. Rupiah terpantau melemah 88 poin atau 0,57 persen ke level Rp15.500 per dolar AS, saat indeks dolar AS menanjak 0,13 persen ke posisi 100,086.

Dari sisi internal, permintaan untuk dolar Amerika Serikat meningkat pada bulan April karena banyak perusahaan-perusahaan terbuka harus membayar dividen kuartal pertama sehingga permintaan untuk dolar relatif cukup tinggi.

"Dengan tingginya kebutuhan dolar, maka Bank Indonesia kembali turun ke pasar guna melakukan intervensi dalam perdagangan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)  yaitu pasar valas, obligasi dan SUN (Surat Utang Negara) sehingga bisa membantu pasar kembali kondusif," ungkap Ibrahim.

Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi akibat pandemi virus corona.

Dari sisi eksternal, Ibrahim menyebutkan harga minyak yang anjlok ke level terendah serta adanya spekulasi mengenai kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebabkan kekhawatiran global.

Sentimen positifnya, Bank Sentral Amerika Serikat berencana akan kembali menggelontorkan paket stimulus sebesar US$450 miliar yang diperuntukan untuk bisnis kecil dan rumah sakit yang terkena dampak akibat pandemi virus corona setelah menggelontorkan stimulus sebanyak dua kali masing-masing sebesar US$2,2 triliun dan US$2,3 triliun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper