Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Tambah Kencang, Bursa Saham Jepang Terguncang

Aksi jual pada bursa saham Jepang berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu (22/4/2020), di tengah jatuhnya harga minyak mentah dunia.
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual pada bursa saham Jepang berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu (22/4/2020), di tengah jatuhnya harga minyak mentah dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup di level 1.406,90 dengan koreksi sebesar 0,63 persen atau 8,99 poin dari level 1.415,89 pada penutupan perdagangan Selasa (21/4/2020).

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir di level 19.137,95 dengan pelemahan 0,74 persen atau 142,83 poin dari level 19.280,78 pada perdagangan sebelumnya. Sepanjang perdagangan hari ini, Nikkei bergerak dalam kisaran 18.858,25 – 19.137,95.

Saham Alps Alpine Co. Ltd. yang turun 5,59 persen membukukan koreksi terdalam, disusul saham Idemitsu Kosan Co. Ltd. (-5,29 persen) dan IHI Corp. (-5,24 persen).

Sementara itu, harga minyak mentah acuan global Brent jatuh ke level terendahnya dalam hampir 21 tahun pada perdagangan siang ini, setelah terjerembap 24 persen pada perdagangan Selasa (21/4/2020).

Harga minyak terus jatuh di tengah kekhawatiran bahwa kelebihan suplai minyak dengan jumlah besar-besaran yang mendorong WTI kontrak Mei 2020 hingga ke level -US$40,32 per barel, terendah sepanjang sejarah, pada Senin (20/4/2020) hanya akan memburuk.

Dengan permintaan global runtuh akibat langkah lockdown banyak negara di dunia, kekhawatiran bahwa kelebihan minyak akan membanjiri kapasitas penyimpanan telah memicu aksi jual gila-gilaan.

“Seluruh pasar energi masih berada di ujung pisau karena apa yang seharusnya terbendung dalam kontrak WTI untuk pengiriman Mei kini memiliki efek menjalar yang berjangkauan luas,” tutur Howie Lee, seorang ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., Singapura, seperti dikutip melalui Bloomberg.

Efek kemerosotan harga minyak pun meluas dan menyeret turun area lain dalam pasar finansial sekaligus mendorong para investor mengubah posisi mereka untuk ekuitas.

Sebagian investor bahkan enggan mengambil posisi besar dalam saham-saham Jepang menjelang rilis laporan keuangan korporasi pekan ini yang akan mengungkapkan besarnya dampak ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

“Tidak mungkin Anda dapat memprediksi laba untuk saat ini,” ujar Michael Cuggino, manajer portofolio di Pacific Heights Asset Management LLC., dilansir melalui Bloomberg.

“Hal tersebut hampir mustahil dilakukan sampai kita memiliki lebih banyak visibilitas sehubungan dengan bagaimana dunia keluar dari pandemi virus corona,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper