Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Turun, Harga Minyak Mentah Makin Lesu

Bursa saham di Asia kompak terkoreksi bersama indeks futures Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Senin (20/4/2020), saat investor menantikan rilis serangkaian laporan keuangan korporasi
Bursa Topix Jepang/Reuters
Bursa Topix Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham di Asia kompak terkoreksi bersama indeks futures Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Senin (20/4/2020), saat investor menantikan rilis serangkaian laporan keuangan korporasi di tengah tanda-tanda meredanya penyebaran virus corona (Covid-19) global.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks berjangka S&P 500 AS terkoreksi 0,7 persen pukul 09.09 pagi waktu Tokyo, setelah indeks saham acuan AS ini naik tajam 2,7 persen pada perdagangan Jumat (17/4/2020).

Pada saat yang sama, indeks Topix Jepang melemah 0,6 persen, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen, dan indeks S&P/ASX 200 Australia melandai 0,5 persen.

Di sisi lain, dolar AS dan Treasury futures stabil setelah Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan negara bagian yang dipimpinnya ini mungkin melewati puncak kematian akibat virus corona seiring dengan melambatnya jumlah kasus dan korban jiwa.

Selain New York, angka kematian harian yang lebih sedikit juga dilaporkan di Italia, Spanyol, dan Inggris.

Para investor kini harus mempertimbangkan upaya-upaya pemulihan sejumlah negara, dengan Jerman dikabarkan sedang menyiapkan pelonggaran pembatasan pada Senin.

Di sisi stimulus, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin optimistis tentang mencapai kesepakatan untuk menambah dana dalam program pinjaman yang bertujuan membantu usaha kecil tetap bertahan.

Sementara itu, investor juga menantikan rilis laporan keuangan sejumlah perusahaan guna melihat seberapa besar dampak pandemi corona terhadap bisnis. IBM, Infosys Ltd., dan China Mobile Ltd., akan merilis laporannya pada Senin, diikuti oleh Coca-Cola Co. dan Netflix Inc.

“Semakin lama investor harus memikirkan masalah ekonomi masa depan sementara mereka menunggu lebih banyak negara mencatat kurva pandemi yang kemiringannya melandai, semakin banyak ruang lingkup penetapan harga aset berisiko di masa depan yang sulit,” terang Chris Iggo, CIO Core Investments, AXA Investment Managers U.K. Ltd., seperti dilansir dari Bloomberg.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah terus turun mendekati level terendah hampir dua dekade setelah pemangkasan produksi yang disepakati oleh produsen-produsen terbesar di dunia tak banyak berdampak pada penurunan permintaan akibat wabah Covid-19.

Harga jangka pendek minyak WTI diperdagangkan dengan diskon besar-besaran untuk kontrak yang lebih lama karena kekhawatiran bahwa kapasitas di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, akan penuh.

"Kekhawatiran terus meningkat bahwa fasilitas penyimpanan di AS akan kehabisan kapasitas. Stok di Cushing naik hampir 50 persen sejak awal Maret,” papar ANZ Research dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper