Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas Turunkan Target Price Adhi Karya (ADHI)

Berdasarkan laporan hariannya pada Sabtu (18/4/2020) hingga kuartal I/2020 emiten bersandi saham ADHI ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun, atau hanya 13 persen dari estimasi targetnya sebesar Rp19 triliun.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael merekomendasikan investor untuk menjual saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dengan target price (TP) yang lebih rendah seiring dengan penurunan kontrak baru yang didapat dan kebijakan realokasi anggaran.

Berdasarkan laporan hariannya pada Sabtu (18/4/2020) hingga kuartal I/2020 emiten bersandi saham ADHI ini baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun, atau hanya 13 persen dari estimasi targetnya sebesar Rp19 triliun. Catatan tersebut juga lebih buruk dibandingkan perolehan kontrak pada kuartal I/2019 yang tumbuh 20 persen.

Ia mengatakan, catatan ini diperkirakan tidak akan sebaik tahun 2019 karena keputusan Kementerian PUPR yang melakukan realokasi anggaran sebesar Rp24 triliun dari total anggaran Rp120 triliun sebagai akibat dari pandemi virus corona.

“Target kontrak baru direvisi dari Rp19 trilun menjadi Rp12,5 triliun, 15 persen lebih rendah dibandingkan realisasi kontrak baru pada 2019 sebesar Rp14,7 triliun,” jelasnya.

Sentimen virus corona juga membuat pihak Mirae memangkas target laba bersih ADHI masing-masing sebesar 46 persen untuk tahun 2020 dan 12 persen pada 2021. Hal ini dilakukan dengan rasio price to equity (P/E) yang lebih rendah yakni 5.4x, -1.2 SD dengan rata-rata 10 tahun dari sebelumnya 6,9x, -0,9 SD dengan rerata 10 tahun.

“Tidak adanya sentimen positif yang mengimbangi hal negatif ini membuat kami menurunkan TP ADHI dari Rp875 menjadi Rp475. Saat ini, ADHI diperdagangkan pada rasio P?E sebesar 7,4 kali,” jelasnya.

Faktor lain yang membuat harga ADHI lebih rendah adalah posisi neraca yang tidak menunjukkan tren perbaikan. Hal ini karena penerimaan dari sektor LRT hanya mencapai Rp3 triliun. Padahal, berdasarkan kemajuan pembangunan hingga September 2019, ADHI dapat meraup Rp4 triliun.

Hal ini membuat posisi neraca ADHI stagnan dan rasio net gearing perusahaan berada di level 1,5 kali, atau sejalan dengan estimasi sebesar 1,1 kali, serta rasio hutang dan profitabilitas yang turun dari 3,4 kali pada 2018 menjadi 2,6 pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper