Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Kopi Dunia Terancam Berkurang

Pasokan kopi dunia kini terancam terhambat karena negara-negara pemasok utama kebutuhan kopi global, yakni Kolombia, Brasil, dan Peru, tak memiliki cukup pekerja
Biji kopi Robusta./Bloomberg-Dimas Ardian
Biji kopi Robusta./Bloomberg-Dimas Ardian
Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Corona atau Covid-19 telah memberikan dampak bagi seluruh lini kehidupan, tak terkecuali dengan bisnis kopi.
 
Seperti dilansir dari Bloomberg, pasokan kopi dunia kini terancam terhambat. Pasalnya, negara-negara pemasok untuk hampir dua pertiga kebutuhan kopi global, yakni Kolombia, Brasil, dan Peru, dikhawatirkan tidak memiliki cukup pekerja untuk mengumpulkan biji kopi di masa panen yang akan segera tiba.
 
Penutupan bank, pengurangan jam kerja, mobilitas yang terhambat, dan kekhawatiran penularan di kawasan pertanian telah menimbulkan kekhawatiran serius bahwa tidak akan ada cukup pekerja yang masuk. 
 
Produksi kopi diperkirakan bakal gagal memenuhi permintaan tahun ini, dengan kesenjangan diisi oleh sisa stok dari panen sebelumnya. Artinya, surplus kecil yang diharapkan untuk musim depan bisa menyusut, atau musnah.
 
Di sisi lain, persediaan di pasar telah habis ketika masyarakat melakukan panic buying di masa awal pandemi. Akibatnya harga Arabika melonjak, dengan indeks berjangka di New York tercatat naik sekitar 15 persen hanya dalam sebulan terakhir.
 
GM Koperasi Cecovasa Jimmy Larico menceritakan di Peru, pemetikan biji kopi seharusnya dimulai pekan depan. Namun, dia menyebut tidak ada cukup pekerja karena para petani telah pergi ke kampung halamannya karena takut kekurangan makanan dan bahan pokok lain akibat pembatasan sosial.
 
“Seluruh keluarga [petani] pergi. Banyak orang menelantarkan kebun mereka.Jika karantina ini tetap berlanjut, hasil panen di ujung tanduk,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/4/2020)
 
Sementara itu di Brazil, penghasil kopi Arabika terbesar di dunia, kegiatan panen telah melibatkan mesin untuk mengantisipasi kurangnya tenaga kerja. Namun, di Kolombia yang merupakan produser terbesar kedua setelah Brazil, panen masih dilakukan dengan cara konvensional.
 
Ini sering merupakan pekerjaan bergaji rendah, sehingga para pekerja berakhir dalam kondisi kehidupan yang padat. Itu meningkatkan risiko penyebaran virus bahkan jika hanya satu orang yang terinfeksi.
 
Federasi Penanam Kopi Nasional Kolombia, yang dikenal sebagai Fedecafe, bekerja dengan pemerintah untuk mengembangkan protokol yang dapat membantu mencegah pekerja tertular di tengah pandemi ini.
 
Sebab, di Kolombia para pekerja cenderung digaji rendah sehingga biasanya mereka hidup dalam lingkungan yang kumuh dan padat penduduk sehingga meningkatkan risiko penyebaran virus Corona. 
 
Kepala Eksekutif Fedecafe Roberto Falez mengatakan pihaknya juga membuat semacam bank cipta kerja untuk memastikan ada cukup banyak tenaga kerja dan berharap dapat menarikorang-orang yang menganggur dari sektor lain.
 
Pedagang kopi yang berbasis di Sucafina SA menyebut pemasok dan perantara kopi di Kolombia mengalami masalah dalam mengakses wilayah produksi yang terkena lockdown. Di sisi lain, jam perbankan yang berkurang juga membuat proses pembayaran jadi terbatas.
 
Importir kopi asal Florida, Christians Wolthers mengatakan persoalan ini terkait undang-undang dan regulasi yang dibuat pemerintah. Menurutnya mereka akan melakukan apa saja untuk memastikan suplai komoditas tersebut tetap mengalir. 
 
Bagi konsumen, kenaikan harga kopi diperkirakan akan segera mereda seiring masyarakat yang tak lagi melakukan panic buying. Pada saat yang sama, penutupan restoran dan kafe di seluruh dunia juga dapat memperlambat pertumbuhan permintaan, walaupun orang-orang tetap minum kopi di rumah.
 
Jika konsumsi turun, maka koperasi-koperasi seperti Peru Cesosava akan menghadapi masa yang sulit, ditambah dengan krisis tenaga kerja dan permintaan yang tak pasti. Bantuan dari pemerintah setempat pun menjadi sangat penting agar mereka dapat bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper