Bisnis.com, JAKARTA – PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. mengalami koreksi penjualan semen pada periode kuartal pertama tahun ini sebesar 15 persen.
Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri menyatakan bahwa penurunan penjualan hingga Maret itu terjadi seiring menurunnya permintaan semen akibat beberapa hal, salah satunya tertundanya sejumlah proyek pembangunan di area Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel).
“Penjualan SMBR telah terkoreksi sebesar 15 persen, seiring dengan penurunan permintaan semen di Sumbagsel yang menjadi pasar basis SMBR karena beberapa proyek yang tertunda pelaksanaannya akibat dari musim hujan di awal tahun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/4/2020).
Dia menambahkan pelaksanaan proyek yang tertunda pada periode tersebut juga disebabkan oleh mulai merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19. Pandemi ini membuat mobilitas manusia berkurang, termasuk untuk pekerjaan konstruksi.
Perseroan juga terus mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari pandemi tersebut jika terus mewabah dan tak tertangani. Dari sisi operasional, perseroan juga mulai melakukan pencegahan guna menghindarkan tenaga kerjanya dari pandemi itu.
“Dampak meluasnya wabah Covid-19 terhadap permintaan semen Nasional sepanjang 2020 diperkirakan akan menyebabkan koreksi 8 persen—22 persen,” katanya.
Mencermati prospek penjualan yang kian suram, perseroan juga turut melakukan penyesuaian terhadap target penjualan. Namun, dia enggan merinci detail target baik sebelum maupun setelah direvisi.
“Selain itu, untuk menunjang kinerja di 2020, kami melakukan efisiensi biaya operasional dan penyesuaian pelaksanaan sejumlah anggaran belanja,” ujarnya.
Berdasarkan laporan semester I/2019, perseroan membukukan penjualan sebanyak 883.622 ton. Dari sisi produksi, perseroan menghasilkan semen sebanyak 897.893 ton pada periode tersebut.
Adapun data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, total penjualan semen di pasar domestik dan luar negeri sepanjang kuartal I/2020 terkoreksi 5,4 persen. Konsumsi dalam negeri terkoreksi 5 persen menjadi 14,9 juta ton, sedangkan ekspor turun 10 persen menjadi 1,39 juta ton saja.