Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang Hari Volatil, Bursa India Ditutup di Teritori Positif

Bursa saham India berhasil ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (16/4/2020), setelah sepanjang sesi bergerak volatil saat investor mencermati prospek laba perusahaan-perusahaan.
Gunung Himalaya terlihat dari jarak 200km untuk pertama kalinya dalam 30 tahun pada 4 April 2020, bersamaan dengan lockdown di India yang menurunkan tingkat polusi udara. (ANTARA/Twitter/@khawajaks)
Gunung Himalaya terlihat dari jarak 200km untuk pertama kalinya dalam 30 tahun pada 4 April 2020, bersamaan dengan lockdown di India yang menurunkan tingkat polusi udara. (ANTARA/Twitter/@khawajaks)

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham India berhasil ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (16/4/2020), setelah sepanjang sesi bergerak volatil saat investor mencermati prospek laba perusahaan-perusahaan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham acuan S&P BSE Sensex berakhir naik 0,7 persen ke level 30.602,61 di Mumbai setelah bergerak fluktuatif antara kenaikan tajam sebesar 1,4 persen dan penurunan 1,2 persen. Indeks NSE Nifty 50 pun menanjak 0,8 persen ke level 8.992,8.

Sebanyak 15 dari 19 sub-indeks sektor menguat, dipimpin indeks perusahaan-perusahaan listrik. Saham ICICI Bank Ltd. yang melonjak 4,5 persen menjadi pendorong terbesar untuk penguatan Sensex.

Sementara itu, saham NTPC Ltd. membukukan kenaikan terbesar yakni 3,7 persen dan saham HCL Technologies Ltd. mencatat penurunan tertajam sebanyak 4 persen.

Investor mencermati prospek laba perusahaan setelah, untuk pertama kalinya sejak 2009, penyedia layanan perangkat lunak Wipro Ltd. menolak untuk menyampaikan prospeknya.

Saat merilis laporan kuartalan setelah penutupan perdagangan Rabu (15/4/2020), perusahaan, yang memperoleh sebagian besar penjualannya di luar negeri, ini mengatakan menahan diri untuk tidak memberikan prospek sampai mendapatkan kepastian yang lebih besar.

Pasar kini menantikan laporan keuangan rival Wipro, Tata Consultancy Services Ltd., yang dijadwalkan akan dirilis setelah pasar tutup hari ini.

Di sisi lain, ekonomi India mungkin sedang bergerak menuju kontraksi full year pertamanya dalam lebih dari empat dekade di tengah langkah lockdown nasional yang masih diberlakukan guna menahan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

“Banyak yang bertanya apakah perusahaan-perusahaan akan bertahan selama lima tahun ke depan. Jika mereka berpikir demikian, mereka melakukan pembelian sekarang,” ujar Ashish Chaturmohta, seorang analis teknis dan derivatif di Sanctum Wealth Management Pvt., dilansir dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper