Bisnis.com, JAKARTA – Emiten gerai restoran dan kafe PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mencatatkan lonjakan laba hingga 49,72 persen sepanjang tahun 2019.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan 2019 di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/4/2020), laba bersih perseroan meningkat menjadi Rp165,72 miliar, dari posisi 2018 Rp110,69 miliar.
Hal ini membuat perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share yang lebih tinggi yakni Rp76 untuk tahun buku 2019 dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp51.
Kenaikan laba ini perseroan yang mengoperasikan gerai Starbucks ini disumbang oleh pertumbuhan penjualan sebesar Rp3,09 triliun, naik 20,1 persen dari semula sebesar Rp2,58 triliun.
Segmen penjualan minuman sendiri menjadi penopang pendapatan perseroan sebesar Rp1,99 triliun atau setara 64,42 persen, diikuti dengan segmen makanan sebesar Rp850,06 miliar atau setara 27,47 persen.
Seperti yang diketahui, MAP Boga Adiperkasa tidak hanya mengoperasikan gerai kafe Starbucks namun juga restoran Pizza Marzano, gerai donat Krispy Crème, gerai cokelat Godiva, gerai es krim Cold Stone Creamery, restoran Genki Sushi dan toko roti Paul Bakery.
Berdasarkan geografis, pasar wilayah Jabodetabek menjadi penyumbang terbesar penjualan perseroan sebesar Rp2,04 triliun atau setara 65,83 persen diikuti dengan pasar di luar wilayah Jabodetabek sebesar Rp1,06 triliun atau setara 34,44 persen dari total pendapatan.
Meski begitu, perseroan belum mampu menekan beban pokok penjualannya yang naik 19,04 persen menjadi Rp877,01 miliar, bersamaan dengan itu beban penjualan serta beban umum dan administrasi ikut meningkat 18,56 persen dan 20,75 persen.
Adapun, pos liabilitas perseroan naik signifikan 26,07 persen menjadi Rp831,59 miliar. Dikutip dari surat yang ditandatangani oleh Direktur Sjeniwati Gusman, hal ini disebabkan adanya kenaikan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp47 miliar, utang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp45 miliar dan utang usaha pihak ketiga sebesar Rp33 miliar.
Penambahan beberapa gerai baru dengan total penambahan luas area bersih 27 ribu meter persegi mengakibatkan peningkatan jumlah biaya masih harus dibayar, utang lain-lain pihak ketiga dan utang usaha pihak ketiga di akhir tahun.
Pos ekuitas perseroan juga meningkat 14,27 persen menjadi Rp1,23 triliun, sehingga total aset perseroan naik 18,74 persen menjadi Rp2,07 triliun pada tahun 2019.
Adapun, kas setara dan kas akhir tahun 2019 perseroan naik 19,19 persen menjadi Rp333,74 miliar diakibatkan oleh kenaikan kas bersih dari aktivitas operasi.