Bisnis.com, JAKARTA – Saudi Arabia menawarkan obligasi global Eurobond, mengikuti langkah negara-negara Timur Tengah lainnya yang telah memanfaatkan pasar untuk menopang keuangan dalam menghadapi pandemi virus corona dan jatuhnya harga minyak.
Eksportir minyak terbesar di dunia menawarkan obligasi berdenominasi dolar dengan tenor 5,5 10,5 dan 40 tahun melalui kesepakatan yang dikelola oleh Citigroup Inc., Goldman Sachs Group Inc. dan HSBC Holdings Plc.
Penjualan tersebut terjadi beberapa hari setelah Qatar dan Abu Dhabi menarik permintaan besar dari investor obligasi global dan meraih US$17 miliar. Israel juga meraup US$ 5 miliar dari penerbitan obligasi sepekan sebelumnya.
Ekonomi Arab Saudi berada di bawah tekanan dengan harga minyak mentah Brent telah merosot sekitar 50 persen tahun ini ke bawah US$30 per barel. Saudi membutuhkan harga lebih dari US$80 untuk menyeimbangkan anggarannya dan defisitnya akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi hampir 10 persen dari produk domestik bruto (PDB), menurut Moody’s Investors Service.
"Harga minyak adalah hambatan signifikan pada ekonomi Saudi," kata Todd Schubert, kepala penelitian pendapatan tetap di Bank of Singapore Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
"Lingkungan saat ini memberikan peluang untuk mengambil keputusan mengenai obligasi pemerintah dengan rating investment-grade dengan valuasi yang lebih menarik,” lanjutnya.
Baca Juga
Terakhir kali Saudi merilis obligasi pada Januari tahun ini dan telah meraup US$5 miliar. Menteri Keuangan Mohammed Al-Jadaan mengatakan kerajaan berencana merilis obligasi internasional senilai US$ 4 miliar tahun ini, meskipun rencana ini dikemukakan sebelum harga minyak jatuh.
Kesepakatan di antara produsen OPEC+ pada hari Minggu untuk memotong pasokan sekitar 10 juta barel per hari telah gagal menopang harga pekan ini.