Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Bangkit dan Naik Tajam Pagi Ini, Apa Kata Analis?

Harga minyak mentah di bursa berjangka New York berhasil bangkit dari pelemahannya dan naik tajam pada perdagangan di Asia pagi ini, Selasa (14/4/2020), didorong komitmen produsen untuk membatasi produksi komoditas tersebut.
Pantauan udara kondisi area Proyek YY, Laut Utara Karawang./Istimewa - Pertamina
Pantauan udara kondisi area Proyek YY, Laut Utara Karawang./Istimewa - Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di bursa berjangka New York berhasil bangkit dari pelemahannya dan naik tajam pada perdagangan di Asia pagi ini, Selasa (14/4/2020), didorong komitmen produsen untuk membatasi produksi komoditas tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 naik 41 sen atau 1,8 persen ke level US$22,82 per barel di New York Mercantile Exchange pukul 8.42 pagi waktu Sydney.

Pada perdagangan Senin (13/4/2020), WTI kontrak Mei 2020 ditutup turun 35 sen atau 1,5 persen ke level US$22,41 per barel, saat investor mencermati apakah kesepakatan pemangkasan produksi oleh produsen-produsen dunia dapat menstabilkan pasar yang sudah terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Meski mampu bangkit menguat, masih ada keraguan di dalam pasar mengenai apakah pemangkasan produksi itu akan cukup untuk mengimbangi gangguan permintaan akibat pandemi corona.

Aliansi negara pengekspor minyak dan produsen non-OPEC (OPEC+) telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari mulai Mei. Jumlah ini setara dengan kisaran 10 persen pasokan minyak dunia.

Meski merupakan pemangkasan terkoordinasi terbesar dalam sejarah, kesepakatan yang dicapai OPEC+ itu dipandang belum apa-apa dibandingkan estimasi penurunan konsumsi minyak sebesar 20 juta barel per hari atau lebih akibat corona.

Menurut Menteri Perminyakan Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, kepada wartawan pada Senin (13/4/2020), Arab Saudi siap untuk memangkas produksi minyak lebih lanjut jika diperlukan ketika aliansi OPEC+ bertemu kembali pada Juni 2020.

Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan sikap Saudi merupakan bagian dari fleksibilitas dan pragmatisme untuk menjaga stabilitas harga minyak.

"Kami perlu melihat apa yang terjadi dengan keruntuhan permintaan ataupun perbaikan permintaan, tergantung bagaimana hal-hal itu berkembang," ujarnya.

Sementara itu, dalam sebuah cuitan pada Senin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemangkasan produksi akan lebih dekat hingga mencapai 20 juta barel per hari, tanpa menjelaskan dengan spesifik.

Tetap saja, analis Rystad Energy berpendapat pemangkasan produksi yang disepakati sejauh ini tidak cukup untuk mengembalikan tingkat harga yang lebih sehat.

"Setelah beberapa pekan bergejolak, pasar sekarang bereaksi dengan lebih hati-hati terhadap spekulasi dan menunggu kesepakatan konkret untuk mengambil risiko kenaikan harga ke level yang berbeda," tutur mereka.

“Namun, jika indikasi bahwa G-20 akan bergabung dengan lebih banyak pemangkasan hingga 10 juta barel per hari terbukti benar, maka kita dapat mengharapkan pemulihan harga yang relatif,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Amerika Serikat, Brasil, dan Kanada akan berkontribusi pemangkasan tambahan sebesar 3,7 juta barel dalam pengurangan produksi nominal seiring dengan penurunan produksinya, sedangkan negara-negara lainnya dalam kelompok G-20 akan memangkas produksi tambahan sebesar 1,3 juta barel.

Namun, angka-angka dari G-20 tidak mewakili pemangkasan sukarela yang sebenarnya, tetapi lebih mencerminkan dampak yang telah terjadi dari harga yang rendah terhadap output. Angka-angka tersebut juga akan membutuhkan waktu berbulan-bulan, atau mungkin lebih dari satu tahun, untuk dapat memberikan dampak.

Harga minyak sendiri telah terjun bebas sejak pertengahan Februari karena beberapa negara berekonomi terbesar di dunia memberlakukan lockdown untuk mencoba dan menghentikan penyebaran virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper