Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga (JSMR) Siapkan Pelunasan Obligasi Rp5 Triliun, Termasuk Komodo Bond

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengungkapkan perseroan akan memiliki obligasi jatuh tempo senilai Rp1 triliun pada Oktober 2020.
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Korporasi tol milik negara PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyiapkan sejumlah skema untuk melunasi dua obligasi perseroan yang akan jatuh tempo pada pada semester II/2020.

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengungkapkan perseroan akan memiliki obligasi jatuh tempo senilai Rp1 triliun pada Oktober 2020. Selanjutnya, perseroan juga memiliki obligasi global berdenominasi rupiah atau komodo bond senilai Rp4 triliun yang akan jatuh tempo pada Desember 2020.

Eka mengatakan telah memiliki beberapa metode terkait pelunasan dua obligasi tersebut. Menurutnya, perseroan dapat melakukan pelunasan melalui pinjaman perbankan atau obligasi lokal.

“Sampai saat ini kami juga masih memiliki stand by loan Rp4,75 triliun jika dibutuhkan untuk back up likuiditas,” jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (9/4/2020).

Terkait penerbitan obligasi lokal, Eka menyebut eksekusi akan tergantung kepada kondisi pasar. Namun, pihaknya memastikan emisi surat utang di dalam negeri menjadi salah satu opsi refinancing yang dipertimbangkan oleh perseroan.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM-10 Tahun 2010 dengan jumlah pokok Rp1 triliun akan jatuh tempo pada 12 Oktober 2020. Surat utang itu dicatatkan pada 13 Oktober 2010 dengan tingkat kupon 9,35 persen.

Selanjutnya, emiten berkode saham JSMR itu juga memiliki komodo bond dengan jumlah pokok Rp4 triliun yang tercatat di London Stock Exchange sejak 13 Desember 2017. Surat utang itu memiliki tenor 3 tahun dan jatuh tempo pada 11 Desember 2020.

Eka mengatakan perseroan akan melakukan langkah-langkah efisiensi baik dari sisi pengualaran operasional maupun belanja modal. Tujuannya, untuk memperkuat likuiditas di tengah penyebaran pandemi COVID-19.

“Kondisi seperti ini memang menantang tetapi kami optimistis JSMR recovery-nya biasanya cepat disaat orang mulai bekerja dan sekolah,” imbuhnya.

Dalam laporannya, Rabu (8/4/2020), Moody's Investor Service mengubah prospek atau outlook JSMR dari stabil menjadi negatif. Akan tetapi, Moody's menegaskan peringkat surat utang Jasa Marga di Baa2.

Moody’s menjelaskan bahwa perubahan outlook tidak lepas dari peningkatan risiko kredit akibat penyebaran COVID-19 terhadap pendapatan JSMR. Lembaga pemeringkat itu memperkirakan kontraksi volume trafik jalan tol perseroan akan melemahkan arus kas perseroan pada 2020.

Sejauh mana penurunan volume lalu lintas memang belum dipastikan karena hingga laporan Moody's disusun, pemerintah belum menerapkan kebijakan lockdown atau karantina.

Namun, sebagaimana diketahui, wilayah DKI Jakarta sudah disetujui untuk diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tanpa kebijakan lockdown, Moody's memperkirakan trafik akan turun 35 persen hingga 45 persen secara year on year pada April 2020.

Sementara itu, Moody’s menyebut peringkat Baa2 milik JSMR berdasarkan harapan bahwa perseroan akan menerima dukungan tingkat tinggi dari pemerintah Indonesia. JSMR diyakini memainkan peran penting dalam rencana Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur transportasi khususnya sektor jalan tol.

Dalam 12–18 bulan mendatang, Moody's memperkirakan likuiditas JSMR akan melemah. Hal ini didorong oleh arus kas negatif akibat virus corona, alokasi dana untuk buyback saham Rp500 miliar, dan pembayaran dividen.

Di samping itu, JSMR juga perlu menebus Komodo Bond senilai Rp4 triliun yang akan jatuh tempo pada 11 Desember 2020.

Moody's memahami bahwa hingga akhir Maret 2020, JSMR memiliki kas sekitar Rp3,5 triliun. Likuiditas bisa bertambah dari komitmen kredit sebanyak Rp21,5 triliun yang mana durasi komitmen Rp8,2 triliun akan berakhir dalam 12 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper