Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk., emiten konstruksi pelat merah, membukukan kontrak baru senilai Rp2,5 triliun hingga kuartal I/2020.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho menuturkan perolehan kontrak pada Maret 2020 dikontribusi kontrak pembangunan jaringan gas perumahan di Aceh dan Sumatera Utara dan pembangunan simpang susun di Sragen, Jawa Tengah. Masing-masing proyek ini tercatat bernilai Rp142,1 miliar dan Rp129,4 miliar.
Berdasarkan lini bisnis, Parwanto menuturkan perolehan kontrak baru pada Maret 2020 meliputi lini bisnis konstruksi & energi sebesar 94 persen, properti sebesar 5 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
“Sementara itu, pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 26 persen, jalan dan jembatan sebesar 7 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 67 persen,” jelasnya melalui keterangan resmi, Rabu (8/4/2020).
Sementara itu, berdasarkan segmentasi sumber dananya, realisasi kontrak baru tersebut terdiri dari pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 19 persen, dan swasta/lainnya sebesar 11 persen.
Perolehan kontrak baru hingga kuartal I/2020 ini sejalan dengan target perseroan sebesar sebesar Rp2,4 triliun. Adapun, sepanjang 2020, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru dapat mencapai Rp35 triliun.
Sebelumnya, Parwanto menuturkan bahwa perolehan kontrak hingga Februari adalah sebesar Rp1,8 triliun. Dengan realisasi Rp2,5 triliun hingga kuartal I/2020, artinya terdapat penambahan sekitar Rp700 miliar pada Maret 2020. Per Februari, perseroan sudah mengantongi kontrak dihadapi atau total order book sebanyak Rp45 triliun.
Salah satu penopang perolehan kontrak pada kuartal I/2020 adalah kontrak senilai Rp1,41 triliun dari proyek MRT Paket Kontrak CP201. Proyek tersebut bernilai total Rp4,03 triliun, dan perseroan memiliki porsi sebesar 35 persen.
Parwanto mengatakan, emiten bersandi saham ADHI itu sudah mengantongi kontrak senilai Rp865 miliar pada Februari 2020. Namun, pencatatan kontrak tersebut diperkirakan baru akan masuk pada April.
Target kontrak baru emiten berkode saham ADHI ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan realisasi pada 2019 senilai Rp14,7 triliun. Proyek Tol Solo-Jogja-Kulonprogo dan JORR Elevated Ulujami-Jati Asih merupakan beberapa proyek yang akan masuk kontrak.
Namun demikian, dia belum dapat menyampaikan berapa nilai kontrak dari dua proyek tersebut karena masih dalam proses kajian. Dia memperkirakan proses kontrak dari dua proyek ini baru akan dilakukan pada akhir kuartal II/2020.
Pada tahun ini, emiten berkode saham ADHI ini juga menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp22,7 triliun. Sementara itu, laba bersih ditargetkan mencapai Rp704 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit, perseroan mencetak laba Rp700 miliar pada tahun lalu.
Progres LRT
Sementara itu, terkait pengerjaan proyek LRT Jabodetabek Tahap I, Parwanto mengatakan per 20 Maret 2020, progresnya sudah mencapai 70,9 persen. Proyek yang dikerjakan sejak September 2015 ini memiliki nilai pekerjaan sebesar Rp22,8 triliun (termasuk pajak).
Dia mengatakan untuk Lintas Pelayanan 1 – Cawang-Cibubur, progres pengerjaan sudah mencapai 87,6 persen. Sementara itu, Lintas Pelayanan 2 – Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sudah mencapai 66,2 persen, dan Lintas Pelayanan 3 – Cawang-Bekasi Timur sudah mencapai 63 persen.