Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Kematian Covid-19 Menurun, Bursa Asia Menguat

Bursa Asia dibuka menguat bersama dengan naiknya futures saham Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Senin (6/4/2020), setelah jumlah korban jiwa secara harian di beberapa episentrum penyakit virus corona (Covid-19) dilaporkan menurun.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka menguat bersama dengan naiknya futures saham Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Senin (6/4/2020), setelah jumlah korban jiwa secara harian di beberapa episentrum penyakit virus corona (Covid-19) dilaporkan menurun.

Berdasarkan data Bloomberg, futures indeks S&P 500 AS mananjak 1,4 persen pukul 9.02 pagi waktu Tokyo (pukul 7.02 WIB), setelah indeks saham acuan AS ini melorot 1,5 persen pada perdagangan Jumat (3/4/2020).

Indeks Topix Jepang pun pagi ini naik 0,3 persen, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,7 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan naik tajam 1,2 persen.

Angka-angka kematian terbaru yang menurun melonggarkan gempuran kabar Covid-19 baru-baru ini, meskipun dampak ekonomi dari pandemi ini akan terus menggigit selama beberapa waktu.

Kontrak berjangka S&P 500 naik ke posisi lebih tinggi. Bursa saham di Korea Selatan dan Australia pun menguat, meskipun bursa saham di Jepang naik moderat sebelum potensi pemberlakukan deklarasi darurat.

Angka kematian di negara bagian New York dilaporkan turun untuk pertama kalinya pada Minggu (5/4/2020), meskipun Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa fase "sangat buruk" dalam pandemi ini semakin dekat.

Sementara itu, Italia mencatat angka kematian paling sedikit dalam lebih dari dua pekan, Prancis melaporkan angka kematian terendah dalam lima hari, dan Spanyol mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut.

“Ada cahaya di ujung terowongan tetapi itu masih merupakan terowongan yang panjang," tulis Erik Nielsen, kepala ekonom UniCredit SpA yang berbasis di London, seperti dilansir dari Bloomberg.

Bursa saham global berakhir melemah pekan lalu, setelah kemerosotan dalam data payroll AS mengisyaratkan sejauh mana dampak Covid-19 terhadap negara berekonomi terbesar di dunia ini.

"Kami masih optimistis bahwa pemerintah akan dapat mengendalikan virus ini dan membuka kembali perekonomian pada akhir April, awal Mei,” ujar Lindsey Piegza, kepala ekonom di Stifel Nicolaus & Co.

"Jika itu terjadi, kemungkinan kita dapat mengendalikan penurunan dari skenario depresi menjadi skenario resesi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper