Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk mencatatkan rugi bersih sebanyak US$3,18 juta pada 2019.
Catatan ini berbalik dari perolehan pada 2018 lalu saat emiten berkode saham GMFI ini mencetak keuntungan US$11,12 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis pada Senin (6/4/2020), berbalik meruginya perusahaan salah satunya disebabkan oleh kontraksi laba usaha. Pada 2019, GMFI mencatat laba US$15,04 juta atau terkontraksi 47,1 persen dibandingkan dengan tahun 2018 senilai US$28, 45 juta.
Selain itu, GMFI juga mengalami kenaikan angka liabilitas jangka pendek. Total liabilitas jangka pendek emiten pada 2019 berada di angka US$455,41 juta, lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 senilai US$326,83 juta.
Kenaikan ini disebabkan oleh pinjaman jangka pendek yang dilakukan oleh perusahaan sebesar US$112,42 juta pada 2019, naik dari US$85,27 juta pada 2018. GMFI memperoleh pinjaman baru pada 2019 dari CTBC senilai US$20 juta dengan jangka waktu pembayaran hingga 19 November 2020.
Adapun GMFI juga akan dikenakan bunga LIBOR sebesar 2 persen per tahun serta memperoleh fasilitas transaksi valas senilai US$1 juta.
Baca Juga
Sementara itu, total liabilitas jangka panjang pada 2019 menurun menjadi US$35,69 juta dari perolehan tahun 2018 senilai US$109,55 juta. Penurunan ini sebagian besar disumbangkan oleh pembayaran pinjaman jangka panjang baik dari emiten yang berelasi dengan pemerintah seperti Bank BNI maupun pihak ketiga (PT Indonesia Infrastructure Finance) senilai US$76,51 juta.
Di sisi lain, GMFI mengalami kenaikan pendapatan perseroan menjadi sebesar US$519,48 juta pada 2019. Perolehan ini lebih tinggi 10,52 persen dibandingkan perolehan pada 2018 senilai US$470,01 juta.
Kontribusi terbesar pendapatan GMFI berasal dari jasa reparasi dan overhaul sebesar US$417,02 juta, naik dibandingkan tahun 2018 sebesar US$393,72 juta. Selanjutnya, jasa perawatan menyumbang senilai US$88,46 juta, atau naik 15,95 persen dari perolehan 2018 sebesar US$76,29 juta.
Sementara itu, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi atau capital expenditure (capex) mengalami kenaikan. Pada 2019, perseroan membelanjakan dana senilai US$51,91 juta, naik dibandingkan capex 2018 sebesar US$45,56 juta.