Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya beban-beban keuangan membuat laba bersih emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. harus terkoreksi 40,29 persen.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perseroan, total pendapatan sepanjang 2019 mencapai Rp3,26 triliun. Jumlah itu naik tipis 1,90 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp3,20 triliun.
Segmen produk kelapa sawit masih menjadi motor pertumbuhan dengan torehan Rp3,17 triliun. Sekitar Rp2,35 triliun berasal dari empat pelanggan utama. Diantaranya PT Sumber Indah Perkasa Rp839,92 miliar dan PT LDC Indonesia Rp757,56 miliar.
Segmen lain-lain menyumbang hanya Rp89,26 miliar dari total pendapatan. Meski begitu, beban pokok tumbuh lebih tinggi yakni 2,94 persen atau menjadi Rp2,59 triliun. Hal itu kemudian diikuti oleh beban penjualan dan biaya keuangan yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 15,92 persen dan 7,34 persen.
Kedua pos itu tercatat menghabiskan Rp114,97 miliar dan Rp235,97 miliar. Alhasil laba bersih emiten berkode saham SGRO itu berkurang 40,29 persen menjadi Rp33,15 miliar sedangkan pada tahun sebelumnya perseroan mencetak Rp55,52 miliar.
Dengan begitu laba per saham yang dapat diatribusikan turun 41,94 persen menjadi Rp18 dari posisi sebelumnya Rp31.
Baca Juga
Adapun total liabilitas perseroan selama 2019 sekitar Rp5,31 triliun. Liabilitas jangka pendek menyumbang Rp2,51 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp2,80 triliun.
Sementara itu, total aset SGRO mencapai Rp9,46 triliun. Aset lancar perseroan sebesar Rp1,45 triliun sedangkan aset tidak lancar Rp8,00 triliun.
Pada tahun lalu SGRO menghabiskan belanja modal sebesar Rp754,60 miliar. Adapun kas dan setara kas akhir periode mencapai Rp167,57 miliar.
Pada perdagangan Rabu (1/4/2020) saham SGRO menguat 0,40 persen ke Rp2.490 per saham. Saham perseroan ditransaksikan sebanyak 28 kali dengan melibatkan 67.700 unit saham yang beredar. Adapun nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp168,43 juta.