Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis gawai dan aksesoris tampaknya tak cukup memuaskan sepanjang tahun 2019. Hal ini terlihat dari publikasi laporan keuangan konsolidasian PT Erajaya Swasembada Tbk. yang dirilis pada Selasa (31/3/2020).
Per 31 Desember 2019, laba bersih emiten berkode saham ERAA tersebut terjun hingga 65,29 persen, dari Rp850,09 miliar menjadi Rp295,07 miliar.
Turunnya laba bersih perseroan kurang lebih disebabkan oleh melorotnya penjualan sepanjang 2019 sebesar 5,18 persen menjadi Rp32,94 triliun dari posisi sebelumnya Rp34,74 triliun.
Ditambah lagi, beban penjualan dan distribusi serta beban umum dan admistrasi perseroan yang ikut meningkat masing-masing 26,21 persen dan 26,09 persen.
Namun di sisi lain, perseroan berusaha menekan beban pokok penjualannya hingga 4,68 persen menjadi Rp30,09 triliun pada tahun lalu.
Alhasil, perseroan membagikan laba per saham atau earning per share yang menurun drastis dari Rp274 pada tahun 2018 menjadi Rp92 pada tahun lalu.
Baca Juga
Pada tahun 2019, pemilik ritel Erafone itu juga berusaha mengurangi pos liabilitas sebesar 39,3 persen dari semula sebesar Rp7,86 triliun menjadi Rp4,77 triliun. Dari pos ekuitas, sepanjang 2019 perseroan mencatatkan kenaikan 3,17 persen menjadi Rp4,98 triliun.
Total aset perseroan juga ternyata melorot sebesar 23,14 persen, dari posisi Rp12,68 triliun menjadi Rp9,75 triliun pada tahun lalu.
Meskipun pada periode 2019 perseroan memperoleh kenaikan neto kas dan setara kas sebesar Rp192,39 miliar, namun dengan posisi kas yang minus Rp701,51 miliar pada awal tahun, perseroan tetap membukukan posisi minus Rp504,39 miliar untuk kas dan setara kas pada akhir tahun lalu.