Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Fiskal Jadi Harapan, Wall Street Melonjak 5 Persen Lebih

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 6,38 persen atau 1.351,62 poin ke level 22.552,17. Indeks mencatat reli tiga hari teresar sejak 1931
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan reli tiga hari berturut-turut pada pada perdagangan Kamis (26/3/2020) karena investor berspekulasi bahwa paket stimulus fiskal senilai US$2 triliun yang siap untuk diloloskan Kongres akan mengurangi dampak virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 6,38 persen atau 1.351,62 poin ke level 22.552,17. Indeks mencatat reli tiga hari teresar sejak 1931

Sementara itu, indeks ditutup S&P 500 menguat 6,24 persen atau 154,51 poin ke level 2.630,07, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 5,6 persen atau 413,24 ke level 7.797,54.

Saham Boeing menjadi pendorong utama indeks setelah ditutup melonjak 13,51 persen, disusul saham Chevron Corp yang melonjak 10,26 persen.

Dilansir dari Bloomberg, angka klaim pengangguran melonjak ke 3,28 juta orang pekan lalu ketika banyak bisnis ditutup untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Meskipun data tersebut melampaui perkiraan, investor percaya bahwa paket stimulus dari pemerintah AS dapat membantu mengimbangi dampak pada pekerja dan bisnis.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell juga berusaha meyakinkan para pebisnis bahwa bank sentral tidak akan kehabisan amunisi untuk memerangi krisis.

Kepala analis investasi Nuveen, Brian Nick, mengatakan kemajuan dalam RUU stimulus menjadi kekuatan pengimbang terhadap meningkatnya klaim pengangguran.

"Mudah-mudahan, jika semua berjalan sesuai rencana, bisnis akan bisa mendapatkan pinjaman relatif cepat, menghentikan PHK dan mulai berpotensi, jika mereka ingin mendapatkan manfaat penuh dari pinjaman, serta merekrut kembali orang kembali yang sudah mereka PHK,” ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Data klaim pengangguran tersebut adalah salah satu laporan utama pertama yang menunjukkan dampak negatif dari pandemik Covid-19 terhadap ekonomi AS sejak banyak negara bagian memulai penghentian bisnis secara luas yang bertujuan mencegah penyebaran virus.

"Bukan rahasia lagi bahwa akan ada masa sulit seputar lapangan kerja di masa mendatang," kata Mike Loewengart, direktur pelaksana strategi investasi di E*Trade Financial, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (26/3/2020)

"Pertanyaan sebenarnya yang ada sekarang adalah apakah paket stimulus saat ini cukup untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan warga AS," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper