Bisnis.com, JAKARTA – Emiten plat merah PT Wijaya Karya Tbk. mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,62 triliun atau naik 26,42 persen secara tahunan pada 2019.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh efisiensi di berbagai lini. Selain itu, dia mengklaim strategi lain yang dijalankan sepanjang tahun juga berhasil.
Capaian kinerja sepanajang tahun lalu, salah satunya dipengaruhi oleh kuatnya komitmen dan strategi perseroan dalam menjalankan roda bisnisnya di tengah siklus politik 5 tahunan yaitu, Pemilihan Umum serta Pemilihan Kepala Negara dan Pemerintahan.
“Apa yang telah ditorehkan pada 2019, membuktikan bahwa kami mampu menciptakan operasi yang semakin efisien dan strategi investasi yang mulai membuahkan hasil sehingga memberikan hasil yang lebih optimal," ungkap Tumiyana melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (21/3/2020).
Tumiyana menerangkan, emiten berkode saham WIKA itu,mencatat rasio gross gearing dan net gearing masing masing hanya sebesar 0,78 kali dan 0,25 kali. Oleh sebab itu, Tumiyana optimistis fundamental perseroan sangat sehat dan masih memiliki ruang yang cukup untuk berpartisipasi pada proyek- proyek infrastruktur yang menjadi program pemerintah.
Adapun untuk tahun ini, WIKA memproyeksikan target kontrak baru sebesar Rp65,5 Triliun, naik 59,7 persen dibandingkan dengan 2019.
“Sementara untuk laba bersih, kami menargetkan dapat memperoleh Rp2,92 Triliun atau tumbuh 11,41 persen dibandingkan dengan realisasi 2019,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, saham WIKA ditutup melemah 6,74 persen atau 60 poin ke level Rp830 per saham. Adapun dalam setahun belakangan, WIKA sudah terkoreksi 57,35 persen.
Padahal di saat yang sama laba per saham yang ditawarkan perusahaan konstruksi itu mencapai Rp254,61. Bloomberg mencatat price earning ratio WIKA berada di level 3,26 kali dengan price to book ratio 0,45 kali.
Oleh sebab itu, manajemen belum lama ini memutuskan untuk melakukan aksi buyback 20 persen saham dalam 3 bulan ke depan. WIKA akan mulai melakukan aksi beli pada 13 Maret 2020 sampai dengan 13 Juni 2020. Perseroan bakal menggunakan laba yang belum ditetapkan penggunaanya sebesar Rp300 miliar.
Manajemen menilai pada saat ini harga saham Perseroan tidak mencerminkan kondisi fundamental dan prospek perseroan. WIKA berharap dengan aksi buyback maka saham perseroan dapat memiliki pergerakan harga saham yang positif.