Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Berisiko Anjlok, Emas Ikut Terjun ke Level US$1.500 per Troy Ounce

Anjloknya harga emas dipicu oleh mayoritas bursa berjangka di seluruh dunia yang menaikkan jaminan transaksi per lot.
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Bisnis.com, JAKARTA -  Harga emas anjlok kembali diperdagangkan di kisaran level US$1.500 per troy ounce. Penurunan ini dinilai sebagai aksi ambil untung alias profit taking.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020) hingga pukul 21.04 WIB, harga emas di pasar spot bergerak melemah 2,67 persen menjadi US$1.591,42 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak April 2020 di bursa Comex bergerak melemah 3,07 persen menjadi US$1.591 per troy ounce.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa anjloknya harga emas dipicu oleh mayoritas bursa berjangka di seluruh dunia yang menaikkan jaminan transaksi per lot sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi profit taking atau ambil untung.

"Pasar itu tau harga emas akan naik tajam setelah World Health Organization [WHO] mendeklarasi virus corona sebagai wabah pandemik, sehingga pasar mengambil langkah untuk taking profit terlebih dahulu," ujar Ibrahim kepada Bisnis, Kamis malam (12/3/2020).

Dia memperkirakan harga emas turun ke level US$1.500 per troy ounce terlebih dahulu sebelum akhirnya mengejar target harga selanjutnya di US$1.800 per troy ounce.

Sementara itu, Head of Precious Metal Marex Spectron David Govett mengatakan bahwa penurunan emas juga didorong oleh menguatnya dolar AS sehingga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang selain greenbackIndeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 1,09 persen ke level 97,556.

"Selain itu, ada aksi jual emas karena investor perlu untuk mengurangi kerugiannya akibat jatuhnya pasar saham AS dan hampir di seluruh dunia," ujar David seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper