Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) mencetak rebound setelah mengakhiri perdagangan Selasa (10/3/2020) dengan kenaikan lebih dari empat persen.
Dilansir dari Bloomberg, Rabu (11/3/2020), bursa AS bangkit dari rekor terburuk sejak krisis keuangan 2008 setelah pelaku pasar menaruh ekspektasi terhadap pemerintahan Donald Trump yang akan menerapkan stimulus untuk melawan dampak ekonomi akibat penyebaran virus corona.
Indeks S&P 500 ditutup menguat 4,49 persen ke level 2.882. Begitupun indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 4,89 persen ke level 25.018. Indeks Nasdaq Composite Index (CCMP) juga parkir di zona hijau dengan penguatan 4,95 persen ke level 8.344.
Penguatan bursa AS pada perdagangan Selasa (10/3/2020) merupakan pembalikan dari perdagangan Senin (9/3/2020) yang mana ditutup anjlok 7 persen untuk tiga indeks utama di bursa AS. Bahkan, Wall Street melakukan penghentian perdagangan sementara selama 15 menit untuk meredam kepanikan pasar.
Kinerja bursa AS yang menghijau itu tak lepas dari ekspektasi pasar terhadap kabar Presiden Donald Trump dan timnya ihwal rencana memotong pajak penghasilan dan membantu bisnis yang merugi akibat dampak virus corona.
Trump memang belum merinci penawaran apa yang akan diberikan untuk perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, hal itu sudah cukup untuk mengangkat indeks S&P 500.
"Ini adalah March Madness pasar saham, lengkap dengan kerugian yang mengejutkan, gangguan, dan berbalik unggul," Mike Loewengart, direktur pelaksana strategi investasi di E * Trade Financial.
Volatilitas memang terus mendera pasar keuangan global seiring dampak turunan dari penyebaran virus corona. Belum lagi perang harga antarprodusen minyak membuat harga minyak mentah longsor. Pada Senin kemarin, bursa AS anjlok lebih dari 7 persen dan menjadi rekor terburuk sejak krisis 2008.
Pada saat yang sama, langkah penanganan virus corona di seluruh dunia telah menggerus prospek pendapatan banyak perusahaan dan peningkatan bahaya krisis pendanaan. Adapun kejatuhan harga minyak mengancam standar di kalangan produsen.
“Rebound yang kuat hari ini, jika memang benar terjadi, tidak berarti volatilitas, atau bahkan yang terburuk, ada di belakang kita,"ujar Greg McBride, kepala analis keuangan di Bankrate.com.
"Investor harus mengharapkan gerakan berputar terus naik dan turun sampai ada kepastian yang lebih besar pada coronavirus, “tambahnya.