Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Kospi Anjlok 2 Persen Lebih, Sektor Elektronik Jadi Penekan Utama

Bursa Korea Selatan ditutup anjlok lebih dari 2 persen pada perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020).
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan ditutup anjlok lebih dari 2 persen pada perdagangan hari ini, Jumat (6/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.040,22 dengan penurunan tajam 2,16 persen atau 45,04 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (5/3/2020), indeks Kospi ditutup menguat 1,26 persen atau 25,93 poin di posisi 2.085,26.

Pada awal perdagangan hari ini, indeks Kospi dibuka di zona merah dengan pelemahan 1,54 persen atau 32,17 poin ke level 2.053,09. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks Kospi bergerak pada kisaran 2.032,13-2.062,57.

Dari 792 saham yang diperdagangkan, sebanyak 104 saham menguat, 649 saham melemah, dan 39 saham lainnya stagnan. Saham sektor peralatan elektronik menjadi penekan utama pelemahan indeks hari ini.

Saham raksasa teknologi Korsel Samsung Electronics Co. Ltd. menjadi penekan utama pelemahan indeks Kospi dengan ditutup anjlok 2,3 persen, sedangkan saham Conbuzz Co. mencatat pelemahan terbesar dengan ditutup anjlok 15,5 persen.

Sejalan dengan indeks Kospi, mata uang won Korea Selatan ditutup melemah 0,93 persen atau 11,02 poin ke level 1.192,32 won per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, won melemah menyusul karena lonjakan dalam jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi membebani sentimen investor.

Korsel mengkonfirmasi 518 kasus virus corona baru dalam 24 jam sejak tengah malam 6 Maret, sehingga total menjadi 6.284 kasus. Adapun jumlah korban jiwa mencapai 40 orang.

Analis pasar Kiwoon Securities, Kim Yumi mengatakan pelemahan won hari ini terjadi karena munculnya kembali kekhawatiran terhadap virus corona, sehingga kehati-hatian menyebar ke pasar Asia.

“Pasar mungkin akan tetap bergejolak di bulan Maret karena jumlah infeksi akan terus meningkat secara global,” ungkap Kim, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan pada jumat bahwa permintaan dalam negeri, produksi, dan ekspor menghadapi tantangan yang semakin besar karena virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper