Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melihat Return 4 Reksa Dana Sepanjang 6 Tahun

Menengok kinerja 6 tahun ke belakang, reksa dana pasar uang (RDPU) dan pendapatan tetap sebagai portofolio defensif cenderung memberikan imbal hasil positif.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ada empat produk reksa dana yang dapat menjadi pilihan investasi, yakni saham, pendapatan tetap, pasar uang, dan campuran.

*Mulai Agustus 2019 infovesta menggunakan metode baru untuk menghitung indeks reksadana, yakni Indeks reksadana 90 hanya menghitung rata-rata 90 persen dari populasi reksadana dengan mengeluarkan 5 persen reksadana dengan return tertinggi dan 5 persen reksadana dengan return terendah.
** per Februari 2020

Menengok kinerja 6 tahun ke belakang, reksa dana pasar uang (RDPU) dan pendapatan tetap sebagai portofolio defensif cenderung memberikan imbal hasil positif.

Sebaliknya, kondisi pasar yang terus bergejolak sejak awal tahun turut menyeret dua produk lainnya, yakni reksa dana saham dan campuran. Imbal hasil indeks kedua produk tersebut mencatatkan return negatif.

Sepanjang Februari lalu, indeks harga saham gabungan berakrobat yang mana pada awal tahun masih berada di level 6.200-an, sedangkan di akhir Februari indeks sempat mencatatkan titik terendah di level 5.288 sebelum akhirnya tutup di level 5.400.

Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksa dana saham per Februari 2020 yang tergambar dalam Infovesta 90 Equity Fund Index membukukan imbal hasil negatif 13,83 persen. Hal serupa juga dialami oleh reksa dana campuran yang turun 6,43 persen.

Sementara itu, Infovesta 90 Fixed Income Fund Index membukukan imbal hasil 1,74 persen, dan Infovesta 90 Money Market Fund Index mencatatkan return 0,88 persen.

NoNama IndeksKinerja YTD 28 Februari 2020 (%)Kinerja MoM 28 Februari 2020 (%)
1Indeks Harga Saham Gabungan-13.44%-8.20%
2Infovesta 90 Balanced Fund Index-6.43%-3.71%
3Infovesta 90 Equity Fund Index-13.83%-7.23%
4Infovesta 90 Fixed Income Fund Index1.74%0.13%
5Infovesta 90 Money Market Fund Index0.88%0.41%
6Infovesta Corporate Bond Index1.20%0.58%
7Infovesta Government Bond Index1.76%0.17%

Sumber: Infovesta Utama

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan pihaknya akan melakukan revisi target kinerja reksa dana saham dan campuran. Namun, saat ini masih menunggu musim laporan kinerja perusahaan usai untuk melihat sejauh apa dampak dari wabah corona.

“Kita pasti revisi. Mungkin sekitar April. Tapi kalau untuk fixed income dan pasar uang tetap [pada target sebelumnya],” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/3/2020).

Sebelumnya akhir 2019 lalu Infovesta menargetkan return reksa dana saham akan mencapai 10 persen pada tahun ini. Sementara reksa dana pendapatan tetap diprediksi 7-8 persen dan reksa dana pasar uang 4-4,5 persen.

Di sisi lain, Wawan menuturkan meski hampir semua produk reksa dana saham mencatatkan return negatif sepanjang Februari ini, tapi kinerja reksa dana menunjukkan perlawanan yang baik.

“Negatif sudah dari awal tahun, tapi kalau kita spesifik bicara bulan Februari itu IHSG mencapai 8 persen, tapi rata-rata reksa dana saham minusnya cuma sekitar 7 persen ini perkembangan baru,” katanya

Hasil itu, menurut Wawan, menunjukkan bahwa paling tidak manajer investasi sudah melakukan perubahan strategi, sehingga secara kinerja lebih baik dari indeks.

Dia menyebut kinerja reksa dana tak terlepas dari tantangan yang tengah dialami pasar, termasuk kekhawatiran akan wabah corona dan dampak ekonominya ke Indonesia. Dia optimistis kondisi ini segera membaik apalagi bulan Februari pasar sudah terkoreksi cukup dalam.

“Biasanya abis terkoreksi dalam akan rebound apalagi bulan ini bulannya lapkeu [laporan keuangan], setelah itu bulannya dividen. Itu harapannya dapa membuat harga saham terapresiasi, mungkin tidak akan kembali ke 6.000, tapi bisa ke 5.800-5.900,” tuturnya.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan berdasarkan historisnya kekhawatiran bursa saham akibat suatu virus biasanya memang datang dengan cepat, tapi akan sirna sama cepatnya.

Dia mengharapkan setidaknya April mendatang kepanikan soal dampak corona akan reda. Panin AM juga belum berniat melakukan rebalancing portofolio.

Untuk pembelian saham pun akan dialokasikan pada penambahan porsi kepemilikan saham yang telah mereka koleksi, bukan berburu emiten lain.

Sejauh ini, kata Rudiyanto, Panin AM melakukan penjualan saham untuk tiga alasan yakni menambah likuiditas untuk bayar nasabah yang redemption, saham yang dikoleksi sudah mencapai target harga, dan ada perubahan fundamental di suatu saham.

“Jadi misalnya dia dulunya fundamentalnya bagus tapi tiba-tiba dia lakukan sesuatu yang membuatnya jadi tidak bagus. Kalau bukan karena tiga alasan itu biasanya kita tidak lakukan penjualan,” imbuhnya.

Chief Investment Officer PT Paytren Aset Management Achfas Achsien mengatakan penyebaran virus corona turut berdampak terhadap kinerja produk reksa dana perseroan. Penurunan menurutnya terjadi untuk produk reksa dana saham.

Di tengah kondisi itu, dia mengatakan perseroan telah menyiapkan strategi rebalancing portofolio. Langkah yang ditempuh dengan rebalancing ke saham-saham berkapitalisasi besar.

[Rebalancing] saham-saham kapitalisasi pasar blue chip yang sudah terkoreksi dalam,” tuturnya.

Achfas menyarankan agar investor tetap tenang. Hal itu seperti yang terjadi saat krisis subprime mortgage. Justru dengan berinvestasi saat puncak krisis investor berpeluang mendapatkan imbal hasil yang maksimal.

“Sejarah selalu berulang, ketika krisis subprime mortgage dan lain-lain, investor yang tetap tenang, sediakan uang tunai untuk beli aset pada puncak krisis akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa,” imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper