Bisnis.com,JAKARTA— Emiten pertambangan batu bara, PT Golden Energy Mines Tbk., mencari peluang pasar baru di Asia Tenggara guna menggenjot kinerja penjualan pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines Sudin SH mengatakan selama ini perseroan lebih fokus menjual batu bara ke pembeli dari China dan India. Kini, peluang penjualan batu bara di Asia Tenggara juga cukup terbuka.
“Selama ini fokus kami ke China dan India. Oleh karena itu, ingin mengembangkan pasar ke negara Asean,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2020).
Menurut Sudin, salah satu negara tujuan yang dibidik perseroan adalah Vietnam. Kebutuhan Negeri Paman Ho terhadap batu bara dinilai cukup tinggi karena Vietnam sedang membangun banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Sebagaimana diketahui, dari total penjualan perseroan sebanyak US$1.107,46 juta pada 2019, sebanyak 68 persen dikirim ke luar negeri sedangkan sisanya dipasarkan di dalam negeri.
Tahun lalu, emiten bersandi saham GEMS itu mencetak produksi batu bara sebanyak 30,8 juta ton, naik 36 persen secara tahunan. Kenaikan volume produksi membuat beban juga ikut terkerek.
Baca Juga
Sepanjang 2019, beban pokok penjualan GEMS naik 8,89 persen menjadi US$746,00 juta per akhir Desember 2019. Komponen beban yang mengalami kenaikan anara lain beban pengangkutan batu bara misalny (45,99 perse), beban jasa penambangan (3,80 persen).
Di samping memperluas pasar, Sudin menyebut perseroan juga akan melakukan efisiensi biaya. GEMS juga akan tetap mempertahankan volume produksi serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, GEMS menganggarkan belanja modal US$20 juta pada 2020. Dana itu rencananya akan digunakan untuk menunjang infrastruktur pertambangan. Adapun, perseroan membidik produksi batu bara 29 juta ton pada 2020. Artinya, jumlah itu lebih rendah dari realisasi 30 juta ton tahun lalu.
GEMS memiliki total area penambangan seluas 66.204 hektare (ha). Sumber daya potensial yang dimiliki 2,89 miliar ton dan total cadangan sekitar 1 miliar ton.