Bisnis.com, JAKARTA -Harga masker pasar dan marketplace hampir mendekati Rp1 juta rupiah. Kepanikan masyarakat untuk melindungi diri dari virus corona telah mengerek penjualan masker.
Bahkan, masyarakat juga sempat melakukan aksi panic buying atau pembelian sembako, masker dan hand sanitizer besar-besar. Namun, pembelian mulai mereda setelah pemerintah menyampaikan bahwa kebutuhan pokok di Indonesia dalam jumlah aman.
Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Setyadi Surya mengungkapkan pada hari-hari pertama temuan dua kasus baru virus corona (Covid-19) yang menyerang dua warga Depok, sempat ada aksi panic buying. Namun aksi tersebut sudah mereda.
"Pada waktu panic buying memang ada peningkatan jumlah kunjungan konsumen di Ramayana. Tetapi toko sekarang kembali normal," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (4/3/2020).
Kini, Ramayana berencana menambah pasokan masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, Setyadi mengaku kesulitan untuk mencari masker dari pemasok.
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Joko Widodo menghimbau masyarakat tidak panik menghadapi wabah virus corona di Tanah Air. Jokowi meminta kepada masyarakat untuk tidak memborong atau membeli kebutuhan pokok secara besar-besaran.
"Yang bikin langka itu pembelian borongan," katanya di Istana Negara, Selasa (3/3/2020).
Selain itu, Jokowi juga telah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas oknum yang tidak bertanggung jawab menimbun dan menjual masker dengan harga yang jauh dari kewajaran.
"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas," tambahnya.
Terpisah, pemerintah melalui Perum Bulog menjamin stok beras tetap aman seiring kepanikan masyarakat memborong stok pangan menyusul kabar dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus corona.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan masyarakat tidak perlu menimbun beras dan bahan pokok lainnya. Pasalnya, Bulog bersama BUMN lainnya yang bergerak di bidang pangan sudah siap mengantisipasi apabila ada kelangkaan.
"Walaupun kita sudah diumumkan oleh Menkes ada kasus corona, tapi tidak usah panik dan tidak usah khawatir soal bahan makanan kita, tidak usah terus kita menimbun, tidak ada gunanya ya," ungkap Budi.