Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Sektor Ini Jadi Fokus Ekspansi Astra International (ASII)

Astra akan menggunakan kas internal untuk mendanai ekspansi tahun ini.
Istri pendiri Astra International Ibu Lily Soeryadjaya (kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto (kanan) berada di depan patung William Soeryadjaya pendiri Astra Internasional saat peresmian Menara Astra di Jakarta, Rabu (20/2/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Istri pendiri Astra International Ibu Lily Soeryadjaya (kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto (kanan) berada di depan patung William Soeryadjaya pendiri Astra Internasional saat peresmian Menara Astra di Jakarta, Rabu (20/2/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra International Tbk. bakal mengeluarkan belanja modal dan investasi sebesar Rp20 triliun—Rp25 triliun sepanjang tahun ini. Perseroan bakal berfokus melakukan ekspansi di tiga sektor, alat berat, otomotif, dan infrastruktur.

Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan bahwa total alokasi tersebut terdiri dari belanja modal sebesar Rp15 triliun dan investasi sebesar Rp5 triliun hingga Rp10 triliun. Walhasil, alokasi belanja modal dan investasi akan mencapai Rp20 triliun s.d Rp25 triliun.

“Investasi akan disesuaikan dengan peluang yang ada.  Seluruh kebutuhan belanja modal pada tahun ini akan menggunakan dana internal,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Dia menjelaskan belanja modal pada tahun ini akan terkonsentrasi pada tiga kebutuhan utama, yaitu alat berat, otomotif, dan infrastrutkur.  Belanja modal alat berat akan digunakan untuk kebutuhan PT Pamapersada Nusantara, anak perusahaan PT United Tractors Tbk. (UNTR)

Selain itu, belanja modal emiten berkode saham ASII ini akan banyak digunakan untuk pengembangan bisnis otomotif.  Alokasi belanja modal juga akan banyak digunakan untuk lini bisnis infrastruktur.

Sektor infrastuktur menjadi salah satu sektor yang cukup pesat. Tahun lalu saja, lewat entitas PT Astra Tol Nusantara, Astra mengakuisisi saham PT Jasamarga Surabaya Mojokerto dan menambah kepemilikan saham di PT Lintas Marga Sedaya (LMS).

Pada 2019, realisasi belanja modal dan investasi Astra secara konsolidasi mencapai Rp22 triliun. Boy menjelaskan realisasi belanja modal pada 2019 memang tidak sebesar 2018 yang mana saat itu Astra mengakuisisi tambang emas Martabe senilai US$1,5 miliar. 

Mengutip laporan tahunan 2019, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Astra mencapai Rp14,18 triliun. Realisasi tersebut menurun sekitar 52,29 persen dibandingkan besaran dana yang dikeluarkan perseroan pada 2018 sebesar Rp29,73 triliun.

Akuisisi tambang emas langsung memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan Astra. Hal ini terlihat dari kontribusi laba dari lini bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang naik sekitar 1,22 persen menjadi Rp6,71 triliun.

PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatatkan kenaikan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 1 persen menjadi 989 juta bank cubic metres dan peningkatan produksi batu bara sebesar 5 persen menjadi 131 juta ton.

Adapun, PT United Tractors Tbk yang 59,5% sahamnya dimiliki Astra, mencatatkan laba bersih Rp11,3 triliun, naik 2 persen secara tahunan. Sementara itu, PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95 persen sahamnya dimiliki United Tractors, mencatat penjualan emas sebesar 410.000 oz sepanjang 2019.

Lini bisnis tersebut, bersama lini bisnis jasa keuangan dan infrastruktur dan logistik tiga lini usaha yang mengalami pertumbuhan pada 2019. Bisnis jasa keuangan dan infrastruktur dan logistik, masing-masing mengalami pertumbuhan 21,79 persen dan 48,98 persen.

Pertumbuhan laba dari ketiga lini bisnis ini mampu mengimbangi penurunan pada empat lini bisnis lainnya, yakni otomotif, agribisnis, teknologi informasi, dan properti. Kondisi ini membuat laba bersih Astra pada 2019 relatif stagnan, atau hanya tumbuh 0,16 persen menjadi Rp21,70 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper