Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Jatuh 3,4 Persen, Prospek Permintaan Tertekan

Pada penutupan perdagangan Kamis (27/2/2020) harga minyak WTI kontrak April 2020 turun 3,37 persen atau 1,64 poin menjadi US$47,09 per barel.
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global jatuh seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap penularan virus corona dan dampaknya terhadap perekonomian.

Pada penutupan perdagangan Kamis (27/2/2020) harga minyak WTI kontrak April 2020 turun 3,37 persen atau 1,64 poin menjadi US$47,09 per barel. Kini, pada Jumat (28/2/2020) pukul 6:23 WIB, harga kembali koreksi 0,76 persen atau 0,36 poin menjadi US$46,73 per barel.

Harga minyak brent kontrak April 2020 juga ditutup melemah 2,34 persen atau 52,18 poin menjadi US$52,18 per barel. Harga menurun dalam 5 sesi beruntun.

Harga minyak telah jatuh sekitar 23 persen sepanjang 2020 karena virus corona diprediksi mengurangi permintaan bahan bakar. Di sisi lain, pasar menunggu langkah OPEC dan sekutunya untuk memotong produksi sebagai antisipasi perlambatan permintaan.

Pertemuan OPEC dan negara produsen minyak lainnya rencananya akan dilakukan pada pekan depan di Wina, Austria. Saudi Aramco sebelumnya menyebutkan pihaknya sudah memasok minyak ke China sebesar 500.000 barel per hari. Volume itu di bawah level normal.

“Dampak virus yang berkembang menjadi tantangan berat. Pengetatan produksi akan mendorong harga minyak saat ekonomi global tertekan,” ujar Bill Faren Price, Direktur konsultan RS Energy Group.

Sementara itu, dalam skenario terburuk Analis Standard Chartered Plc. Emily Ashford dan Paul Horsnell dalam sebuah laporan menulis harga minyak bisa jatuh ke US$30 per barel jika OPEC dan sekutu tidak sepakat soal pemangkasan produksi.

Sejauh ini, Rusia menolak ajakan Arab Saudi untuk ikut dalam langkah OPEC. Namun, rata-rata produksi minyak di Rusia sudah menurun untuk pertama kalinya sejak Oktober 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper