Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abaikan Data Positif AS, Minyak Mentah Anjlok

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April ditutup melemah 1,25 poin atau 2,51 persen ke level US$48,65 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (26/2/2020).
Anjungan lepas pantai./Bloomberg
Anjungan lepas pantai./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah memperpanjang penurunan ke level terendah dalam satu tahun di tengah kekhawatiran bahwa virus corona yang menyebar cepat akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April ditutup melemah 1,25 poin atau 2,51 persen ke level US$48,65 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (26/2/2020).

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April ditutup merosot 2,68 persen atau 1,57 poin ke level US$53,38 per barel di bursa ICE Futures Europe, setelah turun 2,4 persen di sesi perdagangan sebelumnya.

Dilansir Bloomberg, setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperingatkan warga Amerika untuk bersiap menghadapi potensi wabah virus corona, yang juga memicu aksi jual Wall Street dan komoditas.

Sementara itu, kasus virus corona di Korea Selatan melonjak hingga lebih dari 1.200 kasus dari hanya 51 kasus pekan lalu. Di Italia, korban jiwa mencapai 11 orang dengan total jumlah kasus menyentuh 470.

Investor tengah menilai virus corona akan berubah menjadi pandemi global dan seberapa parah dampaknya terhadap ekonomi. Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya pekan depan juga dinantikan untuk melihat apakah mereka akan menyetujui pengurangan produksi yang lebih dalam dan lebih lama untuk menghadapi penurunan permintaan.

"Ini semakin mengarah kepada dampak (virus corona) untuk permintaan, dan sepertinya ada lebih banyak pelemahan yang datang dalam jangka pendek," kata Michael Poulsen, seorang analis di Global Risk Management Ltd. “Pertanyaan besarnya adalah seberapa lebar dan dalam dampak virus tersebut."

Harga minyak mentah juga mengabaikan data positif dari Energy Information Administration (EIA) yang mencatat cadangan minyak AS meningkat 452,000 barel pekan lalu. Angka ini di bawah perkiraan analis dalam survey Bloomberg memperkirakan kenaikan 2,6 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper