Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Menuju Pekan Terburuk Sejak 2008

Bursa Eropa turun tajam pada perdagangan sore ini, Jumat (28/2/2020), di tengah kekhawatiran investor tentang potensi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi global.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa turun tajam pada perdagangan sore ini, Jumat (28/2/2020), di tengah kekhawatiran investor tentang potensi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi global.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 anjlok 3,5 persen pada pukul 08.04 pagi waktu London (pukul 15.04 WIB), bergerak menuju kinerja mingguan terburuknya sejak krisis keuangan 2008.

Sektor travel merosot 5,3 persen setelah pemilik British Airways, IAG SA, mengatakan bahwa penyebaran virus corona tidak memungkinkan untuk memprediksi laba tahun ini.

Sementara itu, kelompok maskapai asal Inggris EasyJet Plc. mengatakan bahwa pihaknya telah melihat penurunan dalam hal permintaan dan membuat rencana untuk membatalkan penerbangan-penerbangan.

Saham Amadeus IT Group SA., yang mengoperasikan perangkat lunak untuk booking penerbangan, pun turun 5 persen setelah mengatakan bahwa performa penjualan travel maskapai melambat secara global.

Aksi jual di seluruh pasar ekuitas Eropa semakin meningkat pekan ini seiring dengan bertambahnya kasus baru infeksi virus corona di luar China.

Jepang akan menutup semua sekolah di negaranya mulai Senin (2/3/2020), sedangkan kasus infeksi di Korea Selatan terus menanjak hingga menembus 1.700 kasus.

Indeks saham acuan Eropa itu kini telah melorot sekitar 12 persen dari puncaknya yang mampu dibukukan pekan lalu dan mengarah pada penurunan sebesar 7,7 persen selama Februari.

Chris Dyer, direktur ekuitas global di Eaton Vance, mengatakan aksi jual pasar telah meluas, sementara pada saat yang sama perusahaan-perusahaan individu mulai memperhitungkan dampak virus.

"Beberapa pekan ke depan akan menjadi saat bagi para analis untuk benar-benar mulai mencoba memahami apa dampaknya terhadap saham dan laba perusahaan untuk tahun ini," tutur Dyer, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper