Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Tergelincir Menuju 2.400 Ringgit

Pada penutupan perdagangan Rabu (26/2/2020), harga CPO di Bursa Malaysia turun 0,78 persen atau 19 poin menuju 2.419 ringgit per ton. Harga pun terkoreksi 19,11 persen sepanjang tahun berjalan.
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau CPO mengalami koreksi seiring dengan penurunan harga minyak yang mengikis daya prospek bahan bakar nabati (biofuel).

Pada penutupan perdagangan Rabu (26/2/2020), harga CPO di Bursa Malaysia turun 0,78 persen atau 19 poin menuju 2.419 ringgit per ton. Harga pun terkoreksi 19,11 persen sepanjang tahun berjalan.

Mengutip Bloomberg, harga CPO tertekan akibat turbulensi politik di Malaysia, sehingga dapat menghambat program biodiesel yang menggunakan campuran olahan minyak sawit. Adapun, harga minyak global juga anjlok ke level terendah dalam 1 tahun terakhir.

Bila harga minyak naik, biasanya harga CPO juga akan terkerek karena membuat harga biofuel lebih kompetitif. Di sisi lain, kekhawatiran virus corona berdampak terhadap prospek permintaan CPO.

Sementara itu, dari Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia, stok minyak sawit pada Januari 2020 kemungki anjlok ke level terendah dalam 3 tahun terakhir karena stabilnya permintaan dan berkurangnya pasokan.

Mengutip median 6 analis Bloomberg, persediaan CPO pada Januari 2020 diperkirakan turun 18 persen dari Desember 2019 menjadi 3,78 juta ton. Itu menjadi level terendah sejak Mei 2017.

Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), pada Januari 2020 konsumsi domestik naik 2,8 persen menjadi 1,47 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, ekspor turun 28 persen menjadi 2,37 juta ton, dan produksi terkoreksi 6 persen menuju 3,57 juta ton.

Pemilik Palm Oil Analytics Sathia Varqa menuturkan sorotan utama pelaku pasar pada Januari 2020 ialah peningkatan konsumsi Indonesia, terutama yang berkaitan dengan program B30. Mandat B30 diperkirakan menyerap 9 juta—10 juta ton CPO pada 2020.

Adapun, permintaan CPO untuk industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai 8 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper