Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Empat Hari Koreksi, Bursa AS Kembali Menghijau

Tiga indeks utama di Bursa AS dibuka menguat setelah Presiden Donald Trump berencana memberikan pengatahan terkait pencegahan penyebaran virus corona.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat dibuka di zona hijau setelah empat hari berturut-turut mengalami koreksi.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Nasdaq Composite Index dibuka menguat 1 persen hingga 1,5 persen.

Hingga 21.52 WIB atau 10.52 Waktu NewYork, indeks S&P 500 dibuka menguat 1,05 persen ke level 3.161,48. Saham TJX Companies Inc, CME Group, ServiceNow Inc, Ilumina Inc, dan Netflix menjadi saham-saham penguat indeks.

Sementara itu, DJIA juga mencatat penguatan hampir 1 persen ke elval 27.342,73. United Health Group, Microsoft, dan Walgreens Boots Alliance Inc menjadi saham-saham penguat indeks.

Setali tiga uang, Nasdaq Composite Indeks juga parkir di zona hijau dengan penguatan 1,24 persen ke level 9.076,55. Tonix Pharmaceuticals, Nemaura Medical, dan Sellas Life Science Group tercatat menjadi penguat indeks.

Hingga pukul 23.14 WIB atau 11.14 Wakt New York, S&P 500, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Nasdaq Composite Index masih menunjukkan tren penguatan. Imbal hasil satu bulan dari tiga indeks tersebut memang masih minus, masing-masing -3,49 persen, -5,4 persen, dan -2,23 persen.

Kinerja Bursa AS di awal perdagangan Rabu (26/2/2020) amat kontras dengan bursa Eropa dan Asia yang masih berada di bawah tekanan akibat penyebaran virus corona (covid-19).

Presiden AS Donald J. Trump dan pejabat kesehatan federal memang berencana memberikan pengarahan terkait upaya pencegahan penyebaran virus corona. Ini dilakukan lama setelah Brazil membenarkan kasus pertama virus corona di Amerika Latin.

Virus corona telah menyebar ke luar china. Kasus pertama di Yunani dan Afrika Selatan telah muncul. Di Spanyol, sebuah resor dengan seribu tamu dikarantina untuk menghindari penyebaran wabah.

Para investor di Amerika Serikat disebut akan mencari tahu lebih lanjut terkait penyebara virus corona. Pejabat bank sentral di Amerika Serikat juga telah memantau dampak penyebaran virus ini meskipun masih terlalu dini untuk menilai apakah akan mengubah prospek perekonomian atau tidak.

"Dampak utama masih belum diketahui sepenuhnya pada tahap ini," kata Eleanor Creagh, ahli strategi Saxo Capital Markets. "Dan ketidakpastian adalah musuh keyakinan," ujarnya seperti dilansir dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper