Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Jepang merosot pada penutupan perdagangan Selasa (25/2/2020) dengan indeks Topix mengalami penurunan harian terbesar sejak Desember 2018 seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona atau covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup di level 1.618,26 terkoreksi 3,33 persen atau 55,74 poin, menjadi penurunan harian terbesar sejak Desember 2018. Sepanjang tahun berjalan 2020, indeks telah bergerak turun 5,99 persen.
Adapun, dari 2.155 saham yang masuk ke dalam indeks Topix sebanyak 28 saham menguat, 2.216 saham melemah, dan 4 saham tidak bergerak.
Selain itu, saham Toyota Motor Corp menjadi penekan pergerakan indesk topix dengan bergerak turun 3,36 persen atau 2.083 poin menjadi 7.574. Sementara itu, saham Fujifilm menjadi saham penopang pergerakan indeks topix dengan menguat 2,83 persen atau 0,28 poin menjadi 5.567.
Ahli Strategi Tokyo Securities Co Ryuta Otsuka mengatakan bahwa kekhawatiran pasar semakin meningkat seiring dengan penyebaran virus corona yang semakin luas di luar China.
Ketakutan pasar bertambah setelah Organisasi Kesehatan Dunia atau World Helath Organization (WHO) mengatakan kasus baru dari penyebaran virus corona atau covid-19 sangat memprihatinkan, walaupun wabah itu belum berubah menjadi sebuah pandemi.
Baca Juga
Ryuta juga mengatakan bahwa asar juga cenderung menghindari aset berisiko karena ketidakpastian pasar diyakini akan bertahan cukup lama.
“Investor saat ini sedang berebut keluar aset berisiko sebagai respon dari situasi penyebaran saat ini,” ujar Ryuta seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/2/2020).
Di sisi lain, indek nikkei 255 juga ditutup melemah 3,34 persen atau turun 781,33 poin menjadi 22.605. Penurunan ini pun menjadi penurunan harian terbesar dalam lebih dari setahun terakhir. Indeks votalitas nikkei juga menyentuh level tertinggi sejak Januari 2019.
Adapun, mata uang yen bergerak melemah 0,1 persen menjadi 110,83 yen per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan 2020, yen cenderung bergerak melemah 2,8 persen.