Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak berkutik di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (25/2/2020), di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.806,94 dengan koreksi hanya 0,11 poin pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (24/2/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.807,05 dengan penurunan tajam 1,28 persen atau 75,2 poin.
Sebelum berakhir cenderung flat pada akhir sesi I, indeks sempat melanjutkan pelemahannya pada Selasa (25/2) pagi dengan dibuka terkoreksi 0,38 persen atau 22,31 poin di posisi 5.784,74. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.752,33 – 5.814,68.
Sebanyak 4 dari 9 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-1,72 persen) dan tambang (-0,32 persen). Adapun 5 sektor lainnya menguat, dipimpin aneka industri (+2,04 persen).
Dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 156 saham menguat, 191 saham melemah, dan 335 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing turun 7,37 persen dan 1,84 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I.
Di sisi lain, penguatan saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebesar 2,46 persen dan 1,73 persen masing-masing menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya koreksi yang dialami IHSG.
Dalam riset hariannya, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan investor masih panik melihat perkembangan baru wabah virus corona (Covid-19) yang menyebar dengan cepat di luar China, yaitu di Korea Selatan, Iran, dan Italia.
“Secara teknikal indikator stochastic semakin melebar setelah membentuk deadcross mengindikasikan adanya potensi untuk melanjutkan pelemahan. Pelemahan diperkirakan masih akan dibayangi kekhawatiran terkait corona di Korea Selatan,” paparnya.
Frederik memperkirakan IHSG akan bergerak di level resistan 5.851—5.894 dan di level support 5.774—5.776.
Di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau lanjut melemah 28 poin atau 0,20 persen ke level Rp13.900 per dolar AS pukul 10.26 WIB, menuju pelemahan hari keenam beruntun sejak perdagangan 18 Februari.
Sementara itu, indeks yang mengukur perkiraan volatilitas dalam nilai tukar rupiah bergerak di kisaran level tertingginya dalam lebih dari lima bulan di tengah berlanjutnya kekhawatiran investor mengenai penyebaran virus corona.
“Volatilitas dalam rupiah diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan ketika Indonesia mencoba mengatasi [dampak] situasi covid-19 di dalam negeri,” ujar Mingze Wu, pedagang valuta asing di INTL FCStone, Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg.
“Terlepas dari tingkat keparahan transmisi lokal, akan ada aksi beli yang kuat dan tekanan jual kuat di kedua sisi saat pelaku pasar memperdebatkan tentang seberapa mematikannya virus tersebut,” tambah Mingze.
Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 berbalik ke zona hijau dan menguat 0,49 persen atau 2,56 poin ke level 526,73, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index turun 0,16 persen atau 0,96 poin ke posisi 613,76 pada akhir sesi I.
Sebagian indeks saham lain di Asia ikut tertekan di zona merah, dengan indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing anjlok 3,21 persen dan 3,32 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun tajam 2 persen dan 1,63 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi tipis 0,06 persen pada pukul 12.02 WIB.