Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa melemah pada akhir perdagangan Senin (24/2/2020) menyusul meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari virus corona.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup turun 3,8 persen setelah jatuh sebanyak 4,2 persen dalam penurunan tertajam sejak 27 Juni 2016, setelah dibuka dengan pelemahan 0,88 persen atau 3,77 poin di level 424,30.
Pelemahan hari ini juga menghapuskan kenaikan indeks Stoxx 600 sejak awal tahun ini. Pada perdagangan Jumat (21/2/2020), Stoxx ditutup terkoreksi 0,49 persen atau 2,12 poin di level 428,07, koreksi hari kedua berturut-turut.
Perusahaan barang mewah melemah di tengah kekhawatiran bahwa epidemi akan merugikan penjualan, dengan saham LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SE kehilangan 4,7 persen, sedangkan saham Roche Holding AG turun 3,2 persen.
Secara sektoral, indeks sektor perjalanan dan barang mewah Stoxx berakhir melemah 6 persen, dengan saham Air France-KLM turun 8,7 persen, EasyJet Plc jatuh 17 persen, dan Ryanair Holdings Plc kehilangan 14 persen.
"Kami percaya wabah virus corona secara substansial akan membatasi lalu lintas ritel di China dan negara-negara tetangga lain dapat memberikan dampak negatif terhadap pariwisata China," tulis Oliver Chen, analis ritel di Cowen & Co., seperti dikutip Bloomberg.
Pada Minggu (23/2/2020), pemerintah Korea Selatan meningkatkan level siaga terhadap virus tersebut ke level tertinggi seiring dengan melonjaknya jumlah kasus infeksi di Negeri Ginseng.
Sementara itu, di Italia jumlah korban terinfeksi meningkat 66 kasus menjadi 223 infeksi, dengan total korban meninggal mencapai 6 jiwa.
Para pengelola dana pun ramai-ramai melepaskan aset-aset berisiko seperti saham dan memburu aset investasi aman yang dipicu oleh lonjakan kasus terinfeksi virus corona di Korsel dan kekhawatiran yang semakin intensif di Italia.
“Pasar berada dalam mode penghindaran risiko di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona secara global, dengan jumlah infeksi yang semakin banyak di luar China,” terang Ulrich Urbahn, kepala strategi multi-aset dan penelitian di Joh Berenberg Gossler & Co.