Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (24/2/2020) di level Rp13.863 per dolar AS, melemah 86 poin atau 0,62 persen dari posisi Rp13.777 pada Jumat (21/2/2020).
Kurs jual ditetapkan di Rp13.932 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.793 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp139.
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau bergerak ke level Rp13.888 per dolar AS dengan pelemahan tajam 128 poin atau 0,93 persen pada pukul 10.12 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (21/2/2020), nilai tukar rupiah berakhir di level Rp13.760 per dolar AS dengan depresiasi 10 poin atau 0,07 persen, pelemahan hari keempat berturut-turut sejak perdagangan 18 Februari.
Nilai tukar rupiah mulai memperpanjang pelemahannya pada Senin (24/2) dengan dibuka terdepresiasi tipis 0,13 persen atau 18 poin di level Rp13.778 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.778-Rp13.888 per dolar AS.
Pelemahan yang dialami rupiah membawanya memimpin pelemahan mata uang di Asia, disusul won Korea Selatan dan ringgit Malaysia yang masing-masing terdepresiasi 0,72 persen dan 0,71 persen terhadap dolar AS.
Baca Juga
Sebaliknya, yen Jepang, yang bersifat sebagai aset safe haven dan kerap diburu investor di tengah masa ketidakpastian global, mampu menguat tipis 0,04 persen pada pukul 11.07 WIB.
Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS | ||
---|---|---|
Mata uang | Kurs | Pergerakan (persen) |
Rupiah | 13.888 | -0,93 |
Won Korea Selatan | 1.217,97 | -0,72 |
Ringgit Malaysia | 4,2215 | -0,71 |
Baht Thailand | 31,705 | -0,42 |
Dolar Singapura | 1,4012 | -0,24 |
Rupee India | 71,8212 | -0,22 |
Dolar Taiwan | 30,443 | -0,14 |
Peso Filipina | 50,959 | -0,13 |
Yuan Onshore China | 7,0320 | -0,07 |
Dolar Hong Kong | 7,7928 | -0,07 |
Yuan Offshore China | 7,0403 | -0,05 |
Yen Jepang | 111,56 | +0,04 |
Dilansir Bloomberg, rupiah dan won Korea Selatan memimpin pelemahan di antara mata uang emerging market di Asia hari ini setelah jumlah kasus infeksi virus corona (Covid-19) di luar China meningkat selama akhir pekan.
Hal tersebut menambah kekhawatiran dampak wabah virus mematikan itu terhadap ekonomi global. Indeks saham di kawasan ini pun melemah untuk hari ketiga, sementara mayoritas obligasi naik.
“Aksi penghindaran aset berisiko yang lebih luas mengingat penyebaran kasus Covid-19 di luar China memicu sebagian arus keluar (outflow) sehingga yang membebani rupiah dan mata uang lainnya di Asia,” ujar Chang Wei Liang, seorang pakar strategi makro di DBS Bank.
Mengutip data www.worldometers.info, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 78.997 kasus hingga Senin (24/2/2020) pagi WIB, dengan total korban jiwa 2.470 orang di seluruh dunia.
Korea Selatan meningkatkan level siaga penyakit menular negara ke level tertinggi setelah peningkatan kasus hingga 20 kali lipat. Jumlah kasus di Korea Selatan saat ini mencapai 602 orang, meningkat 166 kasus dibandingkan hari sebelumnya.
Jumlah korban terinfeksi juga meningkat di Italia menjadi 157 kasus, dengan total korban meninggal mencapai 3 jiwa.
“Selama akhir pekan, situasinya memburuk dan ini membuat investor menghindari aset berisiko, sekaligus membebani pasar emerging market global,” ujarSan Attarangsan, seorang analis di Kasikornbank, Bangkok.
Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, bergerak ke level 99,489 dengan kenaikan 0,227 poin atau 0,23 persen pada pukul 09.50 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (21/2), indeks dolar ditutup di posisi 99,262 dengan pelemahan 0,60 persen atau 0,693 poin.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
24 Februari | Rp13.863 |
21 Februari | Rp13.777 |
20 Februari | Rp13.735 |
19 Februari | Rp13.717 |
18 Februari | Rp13.676 |
Sumber: Bank Indonesia