Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, Belanja Modal Delta Dunia Makmur (DOID) Tak Lebih dari US$100 juta  

Kinerja Delta Dunia Makmur pada tahun lalu mengalami tekanan akibat penurunan produksi dan harga batu bara.
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk., mengestimasikan belanja modal atau capital expenditure (capex)  tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan dua tahun lalu.

Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan estimasi belanja modal tahun ini akan berada di bawah US$100 juta. Perkiraan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan belanja modal pada 2018 sebanyak US$305 juta. Adapun pada 2019, serapan belanja modal diperkirakan sebesar US$73 juta.

Menurut Regina, belanja modal tahun ini maupun tahun lalu lebih rendah dibandingkan dengan 2018 karena siklus penggantian alat telah berakhir pada 2018. Nantinya, lanjut dia, siklus penggantian alat itu akan mulai kembali sekitar 2022.

“Tahun ini kami ekspektasikan capex akan lebih rendah US$100  juta yang akan digunakan untuk penggunaan normal seperti perbaikan dan pemeliharaan alat,” ujar Regina kepada Bisnis, Senin (24/2/2020).

Di sisi lain, kinerja emiten bersandi saham DOID itu sedikit mengalami tekanan pada tahun lalu. DOID tercatat mengalami penurunan laba bersih 73 persen menjadi US$20,48 juta. Laba tergerus karena DOID mencatat koreksi pendapatan sebesar 1,1 persen menjadi US$881,8 juta sedangkan beban pokok pendapatan justru naik 9,2 persen menjadi US$739,16 juta.

Regina menyebut, penurunan kinerja perseroan pada tahun lalu tak lepas dari pergerakan harga batu bara. “Karena volume produksi dan harga batubara pada 2019 yang lebih rendah, sehingga laba bersih perseroan ikut menurun,” tuturnya.

Sepanjang 2019, DOID merealisasikan target pengupasan lapisan tanah sebesar 380,1 juta bank cubic meter (bcm), turun 3 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2018 sebanyak 392,6 juta bcm. 

“Kami berharap Indeks ICI [Indonesia coal index] akan lebih stabil tahun ini dan mudah-mudahan UU CCOW atau Omnibus akan lebih jelas tahun ini,” tukas Regina.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper