Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Semikonduktor Anjlok, Bursa Jepang Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.665,71 dengan pelemahan 1,31 persen atau 22,06 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Jepang berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2020), dengan saham semikonduktor melemah menyusul penurunan proyeksi Apple Inc.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.665,71 dengan pelemahan 1,31 persen atau 22,06 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (17/2/2020), indeks Topix berakhir melemah 0,89 persen atau 15,10 poin ke level US$1.687,77, penurunan hari keenam berturut-turut.

Dari 2.156 saham yang tercatat pada indeks Topix, 248 saham di antaranya menguat, sedangkan 1.862 saham melemah, dan 46 saham lainnya stagnan.

Saham SoftBank Group menjadi penekan utama indeks Topix setelah ditutup melemah 4,89 persen, disusul saham Toyota Motor Corp yang melemah 1,7 persen.

Sementara itu, saham semikonduktor melemah, di antaranya Tokyo Electron Ltd yang anjlok 4,76 persen dan Tdk Corp yang melemah 4,22 persen.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 ditutup di level 23.193,80 dengan pelemahan 1,40 persen atau 329,44 poin, setelah dibuka melemah 0,53 persen di posisi 23.398,57.

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei pada Selasa (18/2), 33 saham berhasil menguat, 187 saham melemah, dan 5 saham lainnya stagnan.

Dilansir dari Bloomberg, saham-saham semikonduktor melemah dan produsen elektronik serta emiten telekomunikasi menjadi penekan terbesar setelah Apple mengatakan penjualan triwulanan tahun ini akan meleset dari prediksi karena pukulan wabah virus corona.

Secara terpisah, investor mempertimbangkan langkah penanggulangan China terhadap virus setelah bank sentral menurunkan suku bunga dan menambahkan pendanaan jangka menengah ke perbankan.

"Masih sulit untuk memperkirakan besarnya dampak virus corona terhadap pendapatan perusahaan," kata Shoji Hirakawa, analis global di Tokai Tokyo Research Institute, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar saham Jepang akan terus berfluktuasi di tengah sentimen kemajuan dalam pengendalian wabah dan ketidakpastian mengenai dampak terhadap emiten," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper