Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Pompa Stimulus Lawan Virus Corona, Bursa Eropa Menguat

Bursa Eropa berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (17/2/20202), didorong janji China untuk mendukung perekonomiannya menghadapi wabah virus Corona (Covid-19).
Bursa Efek paris./Christope Morin - Bloomberg
Bursa Efek paris./Christope Morin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (17/2/20202), didorong janji China untuk mendukung perekonomiannya menghadapi wabah virus Corona (Covid-19).

Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, berakhir naik 0,3 persen di level 431,98 setelah dibuka dengan kenaikan 0,14 persen di posisi 431,13.

Kenaikan yang dibukukan pada akhir perdagangan Senin sekaligus mematahkan koreksi yang dialami dua hari perdagangan beruntun sebelumnya sejak Kamis (13/2/2020).

Di antara indeks saham pendorongnya, indeks CAC 40 Prancis naik 0,27 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,29 persen, dan indeks FTSE 100 Inggris menanjak 0,33 persen.

Dilansir Bloomberg, saham produsen mobil mendorong penguatan pada indeks Stoxx Europe 600, sedangkan saham HSBC Holdings Plc. menanjak sebelum merilis laporan kinerja keuangannya pada Selasa (18/2/2020).

Sentimen investor untuk aset-aset berisiko terangkat awal pekan ini setelah pemerintah China meluncurkan rencana-rencana untuk mengurangi pajak korporasi.

Kemudian pada Senin (17/2/2020), People's Bank of China (PBoC) sepakat untuk menyediakan pendanaan jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) kepada perbankan guna melindungi ekonominya dari wabah virus corona.

Bank sentral negeri Tirai Bambu itu menawarkan pinjaman jangka menengah satu tahun senilai 200 miliar yuan (US$29 miliar). Selain itu, PBoC memutuskan memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 3,15 persen, terendah sejak 2017.

PBoC telah menggelontorkan likuiditas senilai 100 miliar yuan dana melalui perjanjian 7-day reverse repurchase (7-DRR) dan menghasilkan penarikan likuiditas senilai 700 miliar yuan dari pasar karena sekitar 1 triliun yuan repo surat berharga negara jatuh tempo pada Senin.

“Jika ekonomi China benar-benar pulih lalu Anda telah menambahkan semua stimulus fiskal dan moneter ke dalamnya, situasinya bisa jadi Anda melihat pasar negara berkembang yang jauh lebih kuat pada paruh kedua,” ujar Sunny Bangia, fund manager di Antipodes Partners Ltd.

“Banyak tergantung pada bagaimana virus ini dapat dibendung dan apakah ia dapat berubah menjadi sesuatu yang lebih berdampak kecil,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper