Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas : Pasar Obligasi akan Bergerak Variatif

Investor diwanti untuk mewaspadai kenaikan pasar obligasi yang terjadi karena potensi penurunan masih sangat besar.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan pasar obligasi akan bergerak bervariasi pada perdagangan Rabu (5/2/2020). Pasar obligasi diperkirakan akan dibuka dengan rentang pergerakan 35 – 70 bps. 

Pilarmas melansir, hasil lelang surat utang negara (SUN) yang menembus angka penawaran Rp96 triliun menjadi salah satu faktor yang akan mendorong harga obligasi. Hal itu juga akan turut memicu penguatan rupiah pada hari ini.

“Kenaikkan harga obligasi dan penguatan Rupiah sebenarnya dapat dikatakan mampu melawan arus. Namun, sentimen tersebut belum tentu akan mengubah arah obligasi dalam waktu singkat,” tulis Pilarmas dalam laporan riset yang dikutip Bisnis.com, Rabu (5/2/2020). 

Sejak 24 Januari 2020 hingga 3 Februari 2020, kepemilikan asing di pasar obligasi turun cukup tajam dari 39.3 persen menjadi 38.4 persen. Penurunan itu menjadi indikasi penurunan harga obligasi masih bisa terjadi.

Di sisi lain, kenaikkan harga obligasi akan mendorong para pelaku pasar dan investor untuk mengambil untung (profit taking) sambil menunggu ketidakpastian global dan lokal mereda. Tren tersebut, menurut Pilarmas akan membuat pasar obligasi menjadi sehat karena sentimen pasar tidak didominasi oleh kenaikkan harga obligasi secara terus menerus.

"Investor juga perlu mewaspadai kenaikan  pasar obligasi yang terjadi, karena potensi terjadinya penurunan masih sangat besar," tulis Pilarmas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2019 bakal dinantikan pelaku pasar, terutama dari dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis angka pertumbuhan ekonomi 2019 pada hari ini.

Dari global, dampak wabah virus corona di China, rencana penerbitan regulasi kontroversial di Amerika Serikat masih menjadi sentimen global yang juga bisa menjadi turut sentimen yang bisa mempengaruhi pasar obligasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper