Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Holding BUMN Farmasi, Ini Harapan Indofarma (INAF)

Saat ini lebih dari 50 persen bahan baku obat didatangkan dari luar negeri, terutama dari China dan India.
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran perusahaan induk yang menaungi bisnis farmasi di kalangan badan usaha milik negara (BUMN) dinilai bakal menurunkan  harga bahan baku obat. Saat ini, lebih lebih dari 50 persen bahan baku obat didatangkan dari luar negeri.

Direktur Utama PT Indofarma (Persero) Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan pembentukan holding BUMN farmasi memang ditujukan untuk menekan harga bahan baku obat. Dia menambahkan, kehadiran holding BUMN farmasi diestimasi bisa menurunkan impor bahan baku dari 90 persen menjadi 75 persen.

“Selama ini kami lakukan impor bahan baku dari China dan India. Nantinya akan berkurang,” ujar Arief kepada Bisnis.com di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Dia menerangkan, proporsi impor bahan baku obat dari China dan India masing-masing 60 persen dan 40 persen. Sebelumnya, proporsi China tercatat 80 persen sedangkan India 20 persen. Proporsi impor dari India naik signifikan karena harga yang dibanderol Negeri Bollywood itu lebih murah.

Arief menuturkan, di samping efisiensi dari biaya impor, Indofarma juga menekn biaya pemasaran. Dia mengaku, perusahaan bersandi saham INAF ini bisa menghemt biaya pemasaran hingga Rp50 miliar.

Setelah holding terbentuk, Indofarma akan saling melengkapi dengan anggota holding lainnya, yaitu PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Bio Farma (Persero) Tbk. Indofarma, lanjut Arief akan fokus pada bisnis alat kesehatan dan obat herbal. Adapun fokus Kimia Farma pada produk farmasi sedangkan Bio Farma lebih menggeluti vaksin.

Secara keseluruhan, holding BUMN menargetkan total pendapatan sebesar Rp16,8 triliun pada tahun 2020. Holding BUMN Farmasi memiliki aset sekitar Rp30,6 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper