Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Picu Penurunan Harga Karet Sumsel 5 Persen

Virus Korona ternyata berdampak terhadap harga karet Sumatra Selatan yang merosot hingga 5 persen sepanjang pekan ketiga Januari 2020 baik untuk kadar 60 persen maupun 100 persen.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, PALEMBANG - Virus Korona ternyata berdampak terhadap harga karet Sumatra Selatan yang merosot hingga 5 persen sepanjang pekan ketiga Januari 2020 baik untuk kadar 60 persen maupun 100 persen.

Virus Corona diduga mendorong China mengurangi impor karet. Dinas Perkebunan Sumsel menengarai penurunan harga karet itu juga dipengaruhi wabah Virus Corona di China yang membuat permintaan dari negara pembeli itu melemah.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan harga karet dengan kadar 100 persen mencapai Rp16.290 per kilogram pada 24 Januari 2020. Harga itu telah turun sebanyak Rp861 dibandingkan periode 20 Januari 2020.

“Penurunan harga karet ini terjadi pada semua kadar kering karet baik, mulai dari yang kadar 40% hingga untuk karet kadar 100%,” katanya, Selasa (28/1/2020).

Rudi menjelaskan penurunan harga karet di Sumsel juga berlaku untuk harga karet secara Nasional. Kondisi itu, menurut dia, tidak terlepas dari berbagai situasi global.

“Wabah virus Corona di Cina yg akan membuat kegiatan ekonomi Cina terhenti sehingga pertumbuhan ekonomi akan turun, berakibat permintaan karet Cina berkurang, apalagi Cina adalah importir terbesar dari karet alam,” jelasnya.

Sebetulnya, dia mengemukakan, permintaan dari industri ban diprediksi meningkat 1,5% sepanjang tahun 2020 akibat pulihnya perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Cina. Namun kembali terganggu dengan wabah virus Corona tersebut.

“Ditambah lagi, harga merosot ketika AS dan Iran mundur dari konflik. Ketika konflik Amerika Serikat dan Iran memanas harga karet terkerek naik,” katanya.

Oleh karena itu, Rudi menilai, pemerintah pusat perlu berupaya untuk mendongrak harga karet dalam negeri. Serapan konsumsi karet nasional harus ditingkatkan.

"Proyek jalan menggunakan aspal karet harus diperluas. Pemerintah daerah, BUMD maupun BUMN harus menggunakan bahan baku karet dalam proyeknya,” katanya.

Dia menambahkan perlu ada upaya lain. Inovasi baru melalui pemanfaatan karet dan biji karet alam sebagai bahan baku nabati selain kelapa sawit supaya permintaan karet meningkat kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper