Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa kontraktor pertambangan PT Samindo Resources Tbk. merealisasikan produksi batu bara sebanyak 11,1 juta ton sepanjang tahun lalu.
Investor Relations Manager Samindo Resources Ahmad Zaki mengatakan volume produksi batu bara perseroan pada 2019 naik 7,76% dibandingkan dengan produksi pada 2018 yang mencapai 10,3 juta ton.
“Dari total produksi itu, PT Kideco Jaya Agung menghasilkan 10,6 juta ton, sedangkan PT Bayan Resources Tbk. memeroleh 500.000 ton,” katanya kepada Bisnis pada Rabu [21/1/2020].
Zaki menambahkan peningkatan produksi batu bara Januari—Desember 2019 ditopang oleh kinerja pengupasan lapisan tanah atau overburden removal yang digarap perseroan pada 2018.
Tahun lalu, lanjutnya, emiten berkode saham MYOH itu banyak melakukan pemindahan material tapi tidak sebanding dengan jumlah batu bara yang terangkut. Alhasil, banyak lapisan batu bara baru yang terbuka untuk diangkut.
Selain itu, aktivitas pertambangan banyak dilakukan pada area dengan rasio pengupasan lebih rendah.
Baca Juga
“Jadi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada 2019 batu bara yang bisa kami tambang lebih banyak,” imbuhnya.
Selain itu, volume overburden removal (OB) MYOH juga meningkat 0,36% secara tahunan dari 55 juta bank cubic meter (bcm) pada 2018 menjadi 55,2 juta bcm pada 2019.
“Overburden removal Kideco sekitar 49,6 juta bcm sedangkan BYAN sekitar 5,6 juta bcm,” katanya.
Zaki menyebutkan peningkatan OB perseroan didorong oleh penambahan 10 unit dump truck untuk mengangkut material. Selain itu, perseroan juga melakukan perawatan alat-alat produksi pada awal 2019.
“Kami lakukan [perawatan] saat curah hujan tinggi jadi saat musim kemarau alat kami sudah siap untuk operasi semua,” katanya.
Berdasarkan data Bloomberg, saham MYOH turun tipis 0,82 persen atau 10 poin ke level Rp1.215 per saham pada perdagangan Rabu (22/1/2020). Meski demikan, harga saham MYOH dalam setahun terakhir mencetak return positif 16,27%.