Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody’s Naikkan Peringkat Medco (MEDC) ke B1

Senior Vice President Moody’s Vikas Halan menyampaikan pihaknya meningkatkan CFR MEDC menjadi B1 dari sebelumnya B2. Dengan demikian, pihaknya turut mengerek rating sejumlah anak usaha yang menerbitkan obligasi global.
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com

Bisnis.com, JAKARTA — Moody’s Investors Services meningkatkan peringkat grup perusahaan (Corporate Family Rating/ CFR) PT Medco International Tbk. (MEDC) menjadi B1 dari sebelumnya B2.

Senior Vice President Moody’s Vikas Halan menyampaikan pihaknya meningkatkan CFR MEDC menjadi B1 dari sebelumnya B2. Dengan demikian, pihaknya turut mengerek rating sejumlah anak usaha yang menerbitkan obligasi global.

Di antaranya adalah Medco Strait Services Pte. Ltd., Medco Platinum Road Pte. Ltd., dan Medco Oak Tree Pte. Ltd. Obligasi tersebut sudah dijamin oleh Medco.

 “Prospek semua peringkat juga kami ubah menjadi stabil dari sebelumnya positif,” paparnya dalam laporan, dikutip Senin (13/1/2020).

Menurut Halan, peningkatan peringkat mencerminkan prospek kinerja Medco yang memperluas sayap bisnis, serta mendiversifikasi lokasi cadangan dan produksi migas dengan mengakuisisi Ophir.

Setelah akuisisi Ophir, Medco menargetkan produksi migas sebesar 110.000 barrel oil equivalent (boe) pada 2019, meningkat dari 87.000 boe pada 2017. Cadangan migas perusahaan juga naik menuju 249,3 juta boe per September 2019 dari 233,5 juta boe per Desember 2017.

Halan memperkirakan adanya peningkatan arus kas Medco pada 2019, dengan kontribusi kontrak gas dengan harga tetap dapat menyumbang 29% pendapatan, meningkat dari 24% pada 2017.

Di sisi lain, tingkat kredit dan likuiditas Medco juga mendukung peningkatan rating ke B1. Pada 2019, rasio utang perusahaan per EBITDA akan menurun menjadi 4 kali dibandingkan 4,4 kali pada 2018.

“Ekspektasi penurunan debt/EBITDA menuju 4 kali dapat terjadi, meskipun ada peningkatan utang setelah akuisisi Ophir Energy pada 2019,” imbuh Halan, juga menjadi analis utama Moody’s untuk Medco.

Halan menghitung rasio utang bersih per EBITDA akan membaik menuju kisaran 3,2—3,5 kali dalam dua tahun ke depan, dari 3,9 kali pada September 2019 dan 4,4 kali pada 2018. Dalam waktu yang sama, perbandingan revolving credit facility (RCF) per utang bersih disesuaikan menuju sekitar 11%—12%.

Sementara itu, peningkatan rating Medco tetap dibatasi oleh kondisi perusahaan yang terdampak siklus harga komoditas global, peningkatan rencana akuisisi, dan risiko rencana investasi yang berkisar US$300 juta per tahun.

Di sisi lain, peringkat Medco mendapat manfaat dari rencana manajemen meningkatkan likuiditas melalui refinancing utang jatuh tempo yang akan datang.

Dalam faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), pertimbangan peringkat Medco turut mencakup risiko lingkungan di bisnis migas, listrik, dan pertambangan. Namun, risiko alam itu dapat dikurangi dengan proporsi bisnis gas alam yang mencapai 50% pendapatan perusahaan.

Selain itu, kontrak harga gas jangka panjang menghasilkan EBITDA yang cukup untuk memenuhi biaya belanja perusahaan.

Di bisnis kelistrikan, Medco juga mengurangi risiko lingkungan dengan melakukan diversifikasi sumber energi dan menggunakan sumber energi terbarukan seperti panas bumi dan hidro.

Untuk pertambangan lain, seperti tembaga melalui PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Medco terlihat tidak terlalu ekspansif. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari penetrasi kendaraan listrik (EV).

Halan menyampaikan dalam mengurangi risiko ESG, Medco melakukan mitigasi melalui dua cara. Pertama, komitmen mengurangi rasio utang bersih per EBITDA hingga level 3 kali. Kedua, rencana pencatatan entitas usaha di Bursa Efek Indonesia.

Profil likuiditas Medco terbilang kuat per September 2019, dengan kas dan setara kas US$262 juta, investasi jangka pendek US$26 juta, dan kas untuk pembayaran utang US$170 juta. Kas itu untuk pembayaran utang jatuh tempo 12 bulan ke depan sebesar US$329 juta.

“Namun, terlepas dari pertumbuhan EBITDA Medco yang kuat, arus kasnya tetap terkendala oleh pajak yang tinggi, beban bunga, dan tingginya belanja modal,” paparnya.

Halan mengatakan prospek stabil pada peringkat Medco seiring dengan ekspektasi aliran arus kas yang stabil dari portofolio perusahaan yang sudah ada, dan penjualan aset non inti.

Selain itu, rasio utang bersih disesuaikan per EBITDA menurun ke level 3 kali, RRCF per utang disesuaikan bersih naik ke atas 20%, dan rasio EBITDA per beban bunga meningkat menuju 4,5 kali.

Adapun, peringkat Medco dapat diturunkan akibat empat faktor. Pertama, perusahaan gagal memperbarui kontrak penjualan gas dengan harga tetap yang berakhir 2 tahun ke depan.

Kedua, perusahaan kembali melakukan akuisisi dengan dana utang. Ketiga, menyuntikkan dana kepada entitas usaha pertambangan atau listrik. Keempat, gagal memertahankan likuiditas untuk menutup utang jatuh tempo 12 bulan ke depan.

Indikator adanya tekanan tersebut ialah rasio utang disesuaikan per EBITDA naik ke atas 4 kali, RCF per utang bersih disesuaikan turun ke 10%, dan rasio EBITDA per beban bunga melesu ke 3,5 kali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper