Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun ini, pemerintah menggalang dana US$2 miliar dan 1 miliar euro dari penerbitan perdana surat utang negara (SUN) di pasar global.
Dikutip dari keterangan resminya, Kamis (9/1/2020), pemerintah menerbitkan tiga seri SUN global. Pertama, seri RI0230 dengan tenor 10 tahun senilai US$1,2 miliar yang memiliki yield sebesar 2,88% dan jatuh tempo pada 14 Februari 2030.
Kedua, seri RI0250 bertenor 30 tahun senilai US$800 juta yang memiliki yield sebesar 3,55% dan jatuh tempo pada 14 Februari 2050.
Ketiga, seri RIEUR0227 bertenor 7 tahun dengan nilai 1 miliar euro yang memiliki yield sebesar 0,95% dan jatuh tempo pada 14 Februari 2027.
Adapun, penawaran ketiga seri ini mempertimbangkan kondisi pasar yang cukup stabil sehingga Pemerintah bisa menggalang dana dengan yield yang rendah tetapi tetap menarik bagi investor. Penerbitan SUN denominasi dolar AS dan euro ini pun diklaim sebagai instrumen dengan yield terendah sejak penawaran SUN valuta asing.
Lebih lanjut, penerbitan SUN valuta asing ini dicatatkan pada Bursa Singapura dan Jerman dengan melibatkan beberapa sekuritas seperti Citigroup, Deutche Bank, Goldman Sachs, Mandiri Sekuritas dan Societe Generale serta Danareksa Sekuritas dan Trimegah Sekuritas yang berperan sebagai manajer pendamping.
Baca Juga
Sepanjang 2020, rencananya Pemerintah memperbanyak pasokan SUN denominasi rupiah dengan porsi sebesar 84% dari target penerbitan surat berharga negara (SBN) secara kotor.
Dua alasan utama penambahan porsi SBN denominasi rupiah yakni sebagai cara untuk menggaet investor lokal dan mengantisipasi ketidakpastian dan gejolak akibat risiko global.