Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2019, PT Astra Agro Lestari Tbk. telah menguat sebesar 25,77%. Emiten berkode saham AALI itu tetap tumbuh sekalipun harga minyak sawit melemah. Bagaimana dengan proyeksi laju sahamnya pada 2020?
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (7/1/2020), AALI terkoreksi 0,74% ke level Rp13.400. AALI bertahan di zona merah setelah terkoreksi 4,26% ke level Rp13.500 pada awal pekan ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darwamawan merekomendasikan beli AALI dengan target harga Rp15.600 per saham.
Meilki mengatakan minyak sawit akan terus menguat hingga 2.910 ringgit per ton yang akan ikut mengerek kinerja keuangan perseroan. Selain itu, program biodiesel pun akan menguntungkan bagi entitas usaha Grup Astra itu.
Pasalnya, AALI yang menjadi salah satu produsen terbesar crude palm oil (CPO) akan diuntungkan dengan bertambahnya konsumsi dalam negeri.
“Kami merekomendasikan beli dengan target harga Rp15.600 per saham,” katanya.
Baca Juga
Menurut Meilki, AALI telah menekan beban pokok pendapatan pada kuartal III/2019 sampai 13,4% menjadi Rp3,3 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Selain itu beban pokok produksi turun 2,8% menjadi Rp278 miliar. Dengan begitu laba bersih naik 970,6% menjadi Rp67,5 miliar.
“Kami pun mengestimasikan AALI dapat mencatatkan pendapatan sebesar Rp16 triliun selama 2019 seiring peningkatan harga CPO. Meski begitu laba bersih kemungkinan akan terkoreksi sedalam 86%,” ungkapnya.
Sementara itu, Tim Analis Sinarmas Sekuritas merekomendasikan netral terhadap AALI dengan target harga Rp14.600.
AALI masih agresif melakukan peremajaan sampai Oktober 2019 yang mencapai 6.263 hektare naik 72,6% dibandingkan dengan tahun lalu.
"Akibatnya, produksi akan terkikis dan beban akan naik, tapi ini langkah bagus untuk jangka panjang,” tulisnya.
Adapun yang menjadi pemberat bagi laju saham AALI adalah ketidakstabilan harga CPO yang bisa menggerus laba usaha perseroan.
Berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, target harga saham AALI dalam 12 bulan ke depan ada di level Rp14.284. Dari 21 analis, 15 merekomendasikan beli dan 6 menyarankan hold emiten kebun Grup Astra itu.
Pada 2019 dan 2020, AALI diestimasi mengantongi pendapatan Rp17,38 triliun dan Rp19,77 triliun. Adapun, laba bersihnya diproyeksi mencapai Rp460,64 miliar pada 2019 dan Rp1,23 triliun pada 2020.
Di tengah prospek kenaikan harga CPO, apakah Anda tertarik untuk koleksi saham AALI?
Rekomendasi Terbaru Saham AALI | ||
---|---|---|
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp/Saham) |
Credit Suisse | outperform | 17.930 |
UOB Kay Hian | buy | 16.200 |
RHB Research | buy | 16.160 |
J.P. Morgan | overweight | 15.300 |
PT Sinarmas Sekuritas | neutral | 14.600 |
DBS Bank | hold | 12.500 |
BCA Sekuritas | hold | 14.800 |
PT NH Korindo Securities Indonesia | buy | 15.600 |
Bahana Securities | buy | 15.900 |
Sumber: Konsensus Analis, Bloomberg.