Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Pasar Modal Dibersihkan dari Manipulasi, Ini Respons OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini pembenahan sistem dapat mencegah terjadinya praktik curang di pasar modal.
Karyawan melintas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (13/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (13/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan menyatakan telah melakukan peningkatan sistem untuk mencegah terjadinya praktik manipulasi yang terjadi di pasar modal.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Wimboh Santoso optimistis sistem di pasar modal saat ini, bakal lebih tangguh menghalau manipulasi. Namun, dia tak menyebut secara detail langkah penguatan sistem yang dimaksud. 
 
Pembenahan sistem tersebut diyakini dapat meningkatkan kepercayaan diri investor, termasuk investor asing.

"Akan lebih bagus karena sistemnya sudah kami betulin. Jadi, investor akan lebih confident terutama investor internasional," tutur Wimboh saat menghadiri pembukaan pasar modal perdana 2020, Kamis (2/1/2019). 

OJK juga menyampaikan transparansi dan pengawasan akan terus ditingkatkan sehingga sistem yang ada menjadi makin tangguh. 

Terkait kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Wimboh menyerahkannya kepada kewenangan lembaga penegak hukum. 
 
"Enggak ada masalah. Itu silakan [diperiksa]. Proses hukum kami ikuti saja," ujarnya. 
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung upaya OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam menjaga kepercayaan dan meningkatkan transparansi. Dia pun menekankan agar otoritas melakukan pembersihan terhadap praktik curang di pasar saham yang merugikan investor. 
 
"Kepercayaan berbagai pihak harus kita jaga. Segera membersikan bursa dari praktik-praktik jual beli saham yang tidak benar," tegas Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan perdagangan 2020, Kamis (2/1).

Praktik curang yang dimaksudnya adalah aksi goreng saham di pasar modal, yang disebut dapat berimbas terhadap turunnya kepercayaan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper